Serta, ada juga masalah mengenai membludaknya pekerja asing asal China yang justru jumlahnya mengalahkan jumlah pekerja dalam negeri.
Di Asia Tenggara, sudah ada jutaan pekerja imigran China, yang mengancam perdamaian panjang antara komunitas lokal dengan populasi China.
Parahnya lagi, pemerintah justru memanfaatkan pasar gelap tersebut sehingga tidak terbatas untuk pekerja China saja.
Akhir Desember, Presiden Rodrigo Duterte mengatakan anggota militer Filipina telah menerima vaksin virus Corona dari Sinopharm, perusahaan farmasi negara China.
Anggota pasukan keamaan juga mengakui mereka sudah mendapatkan suntikan vaksin, membuat berang warga Filipina yang kesulitan menghadapi ledakan kasus tanpa ada akses kesehatan atau vaksin sendiri.
"Waktu dan lagi-lagi, pekerja kesehatan sedang diabaikan," ujar Reigner Antiquera, Presiden Advokat dan Pemimpin Aliansi Perawat Muda.
"Perawat, dokter dan pekerja kesehatan lainnya seharusnya diprioritaskan dalam menerima vaksin-vaksin ini karena mereka memiliki risiko tertular virus Corona yang sangat tinggi.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana vaksin tanpa izin bisa sampai di tangan Duterte?
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR