Intisari-online.com -Pagi ini kabar duka kembali menyeliputi tanah air.
Terjadi gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat.
Gempa berkekuatan 6.2 magnitudo mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat dan sekitarnya pada Jumat 15/1/2021 sekitar 01.28 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusat gempa berada di 6 kilometer timur laut Majene.
Pusat gempa memiliki kedalaman sedalam 10 meter.
Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) sekitar 13.35 WIB, Majene juga diguncang gempa dengan kekuatan 5,9 magnitudo.
Bantuan dengan cepat dikirimkan.
Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal VI) Makassar mengerahkan KRI Teluk Ende untuk mengirim bantuan kebutuhan pokok dan relawan guna membantu korban gempa bumi di Sulawesi Barat.
"Untuk saat ini akses laut menjadi pilihan kita, apalagi KRI Teluk Ende maupun KAL Mamuju sedang berada di Mako Lantamal VI," ujar Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (15/1/2021) seperti dilansir Antara.
Awalnya Kapal Angkatan Laut (KAL) Mamuju II-6-64 akan digunakan untuk upacara tabur bunga di laut Kota Makassar sebagai peringatan Hari Dharma Samudera Tahun 2021.
Namun karena ada bencana alam gempa bumi 6,2 magnitudo yang merusak banyak bangunan di Sulawesi Barat, acara peringatan dibatalkan dan dialihkan untuk kepentingan kemanusiaan.
"Upacara dibatalkan dan saat ini kami berkonsentrasi untuk membantu para korban bencana gempa yang terjadi kemarin dan dini hari tadi," katanya.
Sesuai dengan jadwal, KRI Teluk Ende berlayar usai shalat Jumat dengan estimasi jarak tempuh sekitar 10 jam hingga tiba di Mamuju, Sulawesi Barat.
Selain itu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah juga telah berkoordinasi dengan Laksma TNI Benny Sukandari dan mengirimkan beberapa paket kebutuhan pokoknya untuk didistribusikan ke korban gempa di Sulbar.
KRI Teluk Ende
KRI Teluk Ende merupakan kapal perang yang diproduksi pada tahun 1980 oleh Korea Selatan, namun baru diluncurkan pada tahun 1982.
Di Indonesia, KRI Teluk Ende diresmikan masuk pada Komando Armada Republik Indonesia pada 1 September 1982.
Dengan nomer lambung 517, KRI Teluk Ende merupakan jenis kapal Landing Ship Tank Modified (LSTM).
Letkol Laut (P) Cokorda Gede Patra, selaku Komandan KRI Teluk Ende mengatakan, KRI Teluk Ende dirancang untuk mengangkut pasukan bersama kendaraan tempur amphibi.
"Sebagai kapal pendarat tank, KRI Teluk Ende memiliki fungsi mengangkut pasukan pendarat lengkap dengan kendaraan amphibi dan peralatan tempurnya.
Kapal ini mampu mengangkut 12 tank," ujar Cokorda, Selasa.
Selain itu, KRI Teluk Ende juga dirancang sedemikian rupa dengan tambahan hanggar helikopter.
Ini membuatnya mampu mengangkut 3 heli tempur sekaligus.
Kapal dengan panjang 100 meter dan lebar 15,14 meter ini juga memiliki sistem persenjataan yang canggih dengan 6 buah meriam yang diletakkan di haluan dan kiri kanan kapal.
Dengan peralatan tempur yang canggih, KRI Teluk Ende juga ditunjang sistem navigasi dan komunikasi yang mumpuni.
"Kami punya dua unit radar navigasi dan metereologi, giro kompas, dan kompas magnet, begitu juga dengan peralatan komunikasi yang selalu aktif, baik intern maupun extern," tegas Cokorda.
Cokorda menambahkan, selain memiliki fungsi pokok, KRI Teluk Ende, juga memiliki fungsi tambahan.
Di antaranya adalah, operasi bakti, misi kemanusiaan dan juga patroli keamanan laut.
KAL Mamuju
Sementara itu untuk Kapal Angkatan Laut (KAL) Mamuju merupakan kapal buatan dalam negeri.
KAL Mamuju diserahkan PT Tesco Indomaritim kepada TNI AL di pantai Mutiara Ancol Jakarta 23/10/2018.
Spesifikasinya meliputi panjang 38 m dan lebar 7,30 m dengan kecepatan maksimal 25 knot dan bisa diawaki 25 ABK tambah 8 pasukan khusus.
Kapal ini bisa berlayar selama 5 hari.
Kapal buatan Indonesia ini juga dapat bermanuver dengan lincah, bahkan di alur perairan yang sempit sehingga mudah untuk melakukan pengejaran, pengintaian terhadap berbagai ancaman kejahatan dan pelanggaran hukum dan kedaulatan di laut.
Kapal ini dirancang untuk melaksanakan tugas operasi keamanan laut dan memperkuat pengamanan di Pangkalan Angkatan Laut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini