Intisari-Online.com – Masyarakat Indonesia patut berbahagia karena datangnya vaksin Covid-19 ke Indonesia.
Apalagi sudah ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo bahwa vaksin ini digratiskan untuk masyarakat Indonesia.
Presiden Joko Widodo menerima vaksin Covid-19 pertama kalinya pada Rabu (13/1/2021) dan sejak inilah program vaksinasi Covid-19 di Indonesia dimulai.
Adapun pemberian vaksin di Indonesia dinilai akan efektif menekan penularan Covid-19 jika proses penyuntikan vaksin sudah bisa melahirkan kekebalan kelompok ( herd immunity) hingga 70 persen.
Namun, berapa lama kekebalan tubuh seseorang terbentuk setelah divaksin?
Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, DR Dr Indra Wijaya, SpPD-KEMD, MKes, FINASIM menjelaskan, rata-rata vaksin mengeluarkan dua dosis.
Vaksin Sinovac yang telah didistribusikan, misalnya, memiliki rentang waktu dua minggu atau 14 hari antara pemberian dosis pertama dan kedua.
Dosis pertama diberikan dengan tujuan agar tubuh mengenali antigen (vaksin yang diinjeksikan), sehingga tubuh bisa mulai membentuk antibodi pada titer tertentu.
Sehingga pada dosis kedua diharapkan bisa terbentuk lebih tinggi lagi.
"Efikasinya sejak vaksin pertama disuntik, antara dosis pertama dan kedua kan dua minggu. Dalam dua minggu titernya sudah tinggi sekali bisa mencapai 99 persen lebih dari yang diharapkan."
Demikian diungkapkan Indra dalam Instagram Live bersama Eka Hospital BSD dan Sinar Mas, Rabu.
Ia menambahkan, titer antibodi orang yang telah divaksin akan tetap tinggi, bahkan hingga tiga bulan setelahnya.
Indra memperkirakan, vaksin lain memberikan efek serupa.
Hanya saja, para ahli hingga saat ini masih meneliti berapa lama kekebalan tubuh terhadap Covid-19 itu dapat bertahan pada orang-orang yang telah divaksin.
Selain karena virus tersebut masih sangat baru, adanya mutasi virus membuat para peneliti seluruh dunia masih terus mengumpulkan data tentang Covid-19.
"Salah satu contohnya vaksin flu diharapkan (diberikan) satu tahun sekali. Mungkin saja Covid-19 diminta satu tahun sekali booster. Kita tunggu saja penelitiannya," ungkap Indra.
Tak perlu takut
Setidaknya ada tujuh jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia.
Menurut Indra, masyarakat seharusnya tak perlu lagi takut untuk menerima vaksinasi.
Sebab, dari segi efek samping, misalnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan kejadian efek samping berat untuk Sinovac sangat rendah, yakni berkisar 0,1-1 persen.
Efek samping pun dikatakan tidak berbahaya dan bisa pulih.
"Kebanyakan sakit di tempat suntik, demam juga jarang," kata Indra.
Ia meminta masyarakat untuk percaya dengan semua dokter di dunia yang tengah berusaha memberikan pilihan perawatan yang terbaik, termasuk dalam hal vaksin Covid-19.
Sebagai masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah tetap disiplin menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
"Hadirnya vaksin perlu disikapi secara positif, tujuannya untuk pencegahan. Anda bisa terkena tapi bisa meminimalisasi gejala dan kita tetap lakukan 3M."
"Diharapkan bisa segera terjadi herd immunity itu," tuturnya.
Selain lakukan protokol kesehatan dengan menerapkan 3M, juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan menjaga pola hidup sehat.
Pola hidup sehat yang diterapkan seperti menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, tidur cukup, dan berjemur di bawah sinar matahari pagi. (Nabilla Tashandra)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari