Intisari-Online.com – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Rabu (13/1/2021) disuntuk vaksin Covid-19 Sinovac, sekitar pukul 09.30 WIB di Istana Presiden, Jakarta.
Kegiatan tersebut ditayangkan melalui Youtube Sekretariat Presiden.
Sementara itu, di beberapa negara lain vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilakukan sejak akhir Desember 2020 sebagai salah satu upaya menghentikan pandemi Covid-19 ini.
Tenaga kesehatan menjadi deretan yang terlebih dahulu akan menerima suntikan vaksin Covid-19.
Namun, seorang perawat yang ditempatkan di UGD rumah sakit di Wales terinfeksi Covid-19 meski telah menerima suntikan pertama vaksin.
Dilansir Mirror, David Longden termasuk rombongan orang pertama di Wales yang diimunisasi Covid-19 pada hari Selasa, 8 Desember, hari pertama dosis pertama suntikan Pfizer diluncurkan.
Pria 43 tahun itu seharusnya menerima dosis kedua pada Selasa, 5 Januari.
Namun suntikan itu ditunda karena perubahan pedoman.
Lebih banyak orang untuk diprioritaskan menerima suntikan pertama daripada menyelesaikan sebagian orang dulu untuk dua suntikan, lapor Wales Online.
Empat kepala petugas medis Inggris, bersama dengan para ahli di Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI), menyarankan untuk memberikan dosis kedua vaksin Oxford dan Pfizer dalam jarak waktu 12 minggu, bukan jarak 3 minggu seperti pedoman sebelumnya.
David Longden lantas dinyatakan positif mengidap virus corona pada Jumat, 8 Januari, tepat satu bulan setelah suntikan vaksin pertamanya.
Ia sekarang mengisolasi diri di "kabin kayu" taman di rumahnya di Pontypridd, jauh dari rekannya Andrew Price.
David, seorang perawat A&E di Rumah Sakit Princess of Wales di Bridgend, berkata "Pemerintah perlu melindungi staf garis depan NHS mereka - untuk melakukannya tidak hanya sekilas."
"Saya sekarang telah diliburkan selama beberapa hari sementara bagian gawat darurat terus dipenuhi pasien."
Bridgend adalah salah satu wilayah di Wales dengan tingkat virus corona tertinggi.
"Saya juga berisiko membuat pasangan saya terkena virus."
"Dia menderita diabetes dan memiliki banyak masalah kesehatan lainnya."
"Jadi diberi dosis kedua itu akan memberi saya ketenangan pikiran dan juga dia."
David mengatakan dia mulai merasa tidak enak badan pada 7 Januari.
Ia melakukan tes di Merthyr Tyfdil dan kemudian dipastikan positif terkena virus 24 jam kemudian.
"Saya sakit kepala dan kemudian sakit kepala yang parah."
"Sehari sebelumnya saya juga mengalami diare dan kemudian merasa benar-benar 'lemah' dan lesu," katanya.
"Saya menjadi semakin tidak sehat dan memiliki banyak gejala Covid yang khas seperti kehilangan rasa dan bau, tapi untungnya saya belum mengalami peningkatan suhu."
David mengatakan dia terkejut ketika dia didiagnosis dengan virus corona.
"Pada gelombang pertama saya tidak pernah dites positif Covid."
"Dan saya sangat waspada dengan mencuci tangan saya karena saya telah berusaha melindungi pasangan saya sebanyak yang saya bisa," tambahnya.
"Tetapi dengan jenis baru ini mereka mengatakan itu 50 persen lebih mematikan dan saya pikir itu jelas masalahnya."
Asosiasi Medis Inggris di Wales menulis kepada Menteri Kesehatan Vaughan Gething minggu lalu yang menguraikan kekhawatirannya tentang peluncuran virus corona saat ini.
Surat dari Dr David Bailey, ketua BMA Welsh Council, menyatakan bahwa uji coba vaksin Pfizer hanya memberikan data untuk mendukung keefektifan dua dosis dengan jarak enam minggu.
Dia juga memperingatkan bahwa NHS garis depan dan staf perawatan harus diberikan kedua suntikan "sesegera mungkin" karena mereka lah yang lebih mungkin terkena virus.
NHS Welsh memiliki catatan jumlah ketidakhadiran staf saat ini yang sebagian besar didorong oleh kasus Covid yang positif dan tingkat isolasi diri.
"Saya benar-benar dapat memahami logika untuk melindungi orang sebanyak mungkin, tetapi saya yakin itu merugikan jika mengikuti bukti," tambah David, yang masih mengalami gejala penyakit ringan.
"Pada gelombang pertama, staf garis depan tidak selalu terlindungi dari virus karena kurangnya APD."
"Sekarang saya merasa konsensus umum di antara staf adalah bahwa, meskipun kami memiliki vaksin yang menawarkan 95 persen kekebalan, kami sekali lagi tidak dilindungi sepenuhnya. Ini bagaikan pukulan ganda."
David menambahkan bahwa area Covid A&E di Princess of Wales seringkali penuh.
"Ini sulit dan beban kerja tiada henti."
"Untungnya di Bridgend kami memiliki tim yang hebat dan kami semua bekerja sama."
"Saya merasa bangga dan terhormat bisa bekerja bersama mereka," katanya.
"Tapi rasanya seperti Russian roulette karena Anda tidak tahu bagaimana tubuh Anda akan bereaksi terhadap virus."
"Bagi saya itulah mengapa saya sangat cemas ketika saya dites positif karena saya telah melihat orang menjadi sangat, sangat tidak sehat dan itu bukan hanya mereka yang lanjut usia."
Jangan khawatir, tetap patuhi protokol kesehatan bila tidak ingin terinfeksi virus Covid-19, dan selalu menjaga sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan pola hidup sehat. (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari