Zachary Abuza, profesor Studi Asia Tenggara di National War College di Washington mengatakan ia tidak melihat persenjataan Bakamla sebagai tindakan yang mempersulit posisi Jakarta kepada China.
Ia justru melihat hal itu sebagai tindakan pencegahan mencegah peningkatan ketegangan.
"Kurasa mereka berharap dengan mempersenjatai kapal Bakamla mereka bisa menghentikan kapal asing masuk perairan Indonesia dan mencegah krisis besar meningkat.
"Contohnya adalah pada Maret 2016 saat kapal coast guard China memasuki perairan Indonesia dan menyelamatkan kapal dan awak kapal nelayan China yang disita," ujar Abuza.
Selama insiden 2016, pejabat maritim Indonesia menahan sebuah kapal nelayan Tiongkok di dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil di Indonesia di lepas pantai Kepulauan Natuna.
Ketika kapal sedang diderek ke pangkalan angkatan laut Indonesia di dekatnya, sebuah kapal penjaga pantai Cina menabrak kapal nelayan dalam upaya untuk memaksa otoritas Indonesia untuk melepaskannya.
Abuza mengatakan "pemerintah Indonesia, yang secara ekonomi bergantung kepada China, takut hal seperti itu terulang lagi."
Gangguan serupa juga dihadapi dari Vietnam, dengan kapal penangkap ikan mereka juga gemar memasuki Laut Natuna Utara.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR