Mau Bernasib Seperti Malaysia? Coast Guard China Bisa-bisa Remuk di Natuna Jika TNI AL Sampai Hati Luncurkan Rudal Maut Pelibas Kapal Induk Ini

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Semena-menanya China melanggar batas wilayah laut Indonesia patut direspon dengan keras.

TNI langsung melancarkan operasi siaga tempur di Natuna Utara.

Sekarang kapal apapun yang nekat masuk tanpa izin di sana bakal sangat serius konsekuensinya.

Maka dari itu memperkuat otot bagi tentara republik segala lini sangat perlu.

Baca Juga: Bergabung dengan ISIS, Nasib 'Kembar Teror'Ini Berakhir Tragis,Si Kakak Dicuci Otaknya dan Jadi Budak Seks, Sementara Adik Kembarnya Lenyap

Jika kita kembali menenggok berita-berita pelanggaran batas wilayah kedaulatan Republik Indonesia aspek laut di tahun 2005, pastilah muncul kata kunci 'Ambalat'.

Ya, Ambalat ialah Blok laut (bukan pulau) seluas 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar.

Wilayah ini berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah dan Kalimantan Timur.

Berbagai pelanggaran teritorial laut sering terjadi di Ambalat pada tahun 2005.

Baca Juga: Kesabarannya Sudah Sentuh Ambang Batas dan di Ujung Tanduk, Vietnam Angkat Senjata Tanggapi Provokasi China, Siapkan Militer Sambut Sulutan Perang Maritim

Pelanggaran sering dilakukan oleh TLDM (AL Malaysia).

Diperkirakan mereka sudah 35 kali 'slonong boy' masuk tanpa permisi ke wilayah laut milik Indonesia.

Insiden paling menegangkan terjadi pada 8 April 2005.

Saat itu KRI Tedong Naga milik TNI AL menyerempet kapal Diraja Rencong TLDM karena ketahuan melanggar batas laut wilayah Indonesia.

Baca Juga: Jumlah Kematian Akibat Covid-19 Melebihi 800.000 Orang, WHO Berharap Pandemi Ini Bisa Selesai dalam 2 Tahun, 'Tolong Bantu Dokter dan Berhati-hatilah'

Tensi ketegangan kedua negara meningkat setelah kejadian itu.

Bahkan, Panglima TNI sampai harus menerbitkan Surat Keputusan menyikapi insiden tersebut.

Panglima TNI menyatakan TNI AL hanya boleh melepaskan tembakan jika Malaysia lebih dulu menembak mereka.

Pelanggaran wilayah juga terjadi kembali hingga tahun-tahun berikutnya yang dilakukan oleh TLDM.

Baca Juga: Covid Hari Ini 23 Agustus 2020: WHO Keluarkan Peraturan Baru Berkenaan dengan Masker, Tak Semua Anak Wajib Memakainya, Lalu Bagaimana?

Pada Juli 2017 misalnya, TLDM mengganggu pembangunan mercusuar Karang Unarang.

Surat protes dianggap sudah tak mempan lagi untuk memperingatkan militer Malaysia akan 'kebandelannya'.

Diperlukan upaya nyata untuk mencegah hal serupa terjadi di masa mendatang.

Menyikapi hal ini, TNI AL mulai berbenah diri, armada laut diperkuat.

Baca Juga: Hanya Santap Makanan Pemicu Kematian di Usia Muda Selama 4 Tahun Setelah Putus Cinta, Berat Badan Wanita Ini Kini Hanya Tinggal 35 Kg

Sadar bahwa diplomasi tidak bisa hanya dengan mulut, maka Indonesia membeli Rudal anti kapal dari Rusia P-800 Oniks 'Yakhont' yang didatangkan pada tahun 2010.

Rudal maut ini bukan senjata sembarangan.

Diketahui hanya Vietnam, India, Suriah dan Indonesia yang memilikinya.

Jangkauan Yakhont pun sangat jauh, yaitu bisa terbang menghantam target sejauh 300 km dari tempatnya diluncurkan.

Baca Juga: Dunia Bisa Terkena Getahnya, Menteri Ini Tiba-tiba Lontarkan Ancaman Perang Nuklir dengan India: 'Perang Darah Terakhir'

Rudal ini bersifat fire & forget, yakni jika sudah ditembakkan rudal akan mencari sasarannya sendiri dan kapal bisa langsung cabut dari lokasi.

Kecepatan rudal ini pun supersonik (2 mach) 2 kali lebih cepat dari suara.

Uji coba rudal ini pun pernah dilakukan oleh TNI AL pada Oktober 2012 yang lalu.

Yakhont sukses diluncurkan dari KRI Oswald Siahaan dan menghantam target Eks KRI LST Teluk Berau yang telah dipensiunkan sampai tenggelam.

Baca Juga: Covid-19 Membara di Korea Selatan, Negara Itu Adakan Pembicaraan Tingkat Tinggi Terkait Covid-19 dengan China, Apa Saja Pembicaraan Mereka?

Terbukti dengan hadirnya Yakhont di inventori senjata, TNI AL mampu membuat panik dan keder Malaysia.

Tercatat pelanggaran batas wilayah laut di Ambalat turun drastis akibat penguatan Armada TNI AL termasuk datangnya Yakhont.

Sekarang perkuatan seluruh Matra TNI sedang berjalan melalui program Minimum Essensial Force (MEF) yang sudah menginjak tahap kedua menuju tahap ketiga.

Jadi, sekarang jangan coba-coba ganggu atau melanggar teritori laut Indonesia jika tak mau disengat Yakhont. (Seto Aji/Sosok.ID)

Artikel ini pernah tayang di Sosok.grid.id dengan judul "Alamat Coast Guard China Remuk di Natuna Jika TNI AL Sampai Hati Luncurkan Rudal Maut Pelibas Kapal Induk Ini"

Artikel Terkait