Sudah Tidak Tahan Lagi dengan Amukan Trump untuk Tetap Jadi Presiden, Kepala Ajudan Ibu Negara AS Sampai Memilih Mengundurkan Diri, 'Saya Syok Melihat Para Pengunjuk Rasa'

May N

Editor

Intisari-online.com -Keadaan di Amerika Serikat sedang dalam kondisi yang sangat genting untuk saat ini.

Kongres AS tengah mengesahkan siapa yang akan menjadi presiden AS selanjutnya.

Donald Trump, presiden petahana AS yang kalah kemarin masih tidak menerima kekalahannya.

Sejak Rabu lalu ia menghimpun pendukungnya untuk menyerbu Gedung Capitol dan berunjuk rasa.

Baca Juga: Cuitan Trump Kian Meresahkan, Twitter Siap untuk Blokir Akunnya Selamanya Sekalian

Hal itu tidak hanya mengancam demokrasi Negeri Paman Sam, juga membahayakan warga AS.

Rupanya, para pengunjuk rasa itu juga membuat staf Gedung Putih tidak nyaman.

Dilansir dari CNN, mantan direktur komunikasi Gedung Putih, Stephanie Grisham, yang juga sekretaris press dan kepala staff Ibu Negara Melania Trump, sampai-sampai mengundurkan diri dari posisinya saat ini.

Pengajuan pengunduran dirinya ia ajukan Rabu siang, dan berlaku secepatnya.

Baca Juga: Klaimnya Atas 'Kecurangan' Pilpres AS Makin Liar, Donald Trump Rencanakan Terbang ke Skotlandia Sebelum Joe Biden Dilantik, Menolak Hengkang?

Pejabat Gedung Putih mengatakan pengunduran diri itu muncul karena pengunjuk rasa yang hancurkan demokrasi AS.

Tak hanya Grisham, sekretaris sosial Gedung Putih Anna Cristina "Rickie" Niceta juga mengundurkan diri Rabu berlaku secepatnya.

Grisham dan Niceta adalah salah satu pejabat administrasi yang terlama melayani Trump.

Grisham memulai bekerja untuk Trump yang dulunya masih kandidat pada 2015 sebagai pengatur pers di jalur kampanye.

Baca Juga: Akan Terus Kejar Donald Trump Sampai Dapat Hukuman Setimpal, Iran Minta Interpol untuk Tangkap Trump dan Pejabat Amerika Lainnya yang Terlibat dalam Pembunuhan Soleimani

Ia kemudian masuk ke Gedung Putih sebagai deputi sekretaris press di bawah Sean Spicer.

Namun kemudian di tahun 2017, Melania Trump merekrutnya sebagai staf Sayap Timur untuknya.

Sebagai direktur komunikasi Sayap Timur, Grisham dengan cepat menjadi staf paling menjanjikan bagi ibu negara, ia berperan sebagai pembela, penguat dan seringnya pelindung.

"Telah menjadi kehormatan bagiku untuk melayani negara ini di Gedung Putih.

Baca Juga: Disebut Kloningan Genetik Para Diktator, Trump Dianggap Gabungan dari Adolf Hitler hingga 'Si Pendosa Zionis' Jahat Ini, Kok Bisa?

"Aku sangat bangga menjadi bagian dari misi Ny. Trump membantu anak-anak kecil di semua tempat, dan bangga dengan segala pencapaian Administrasi ini," ujar Grisham.

Saat ini, kantor Melania Trump masih belum merespon permintaan berkomentar.

Niceta bekerja sebagai sekretaris sosial administrasi.

Pekerjaannya antara lain melakukan dan mengecek semua acara di Gedung Putih, dari pertemuan kecil di Sayap Barat sampai acara Paskah tahunan, Halloween, kunjungan negara dan piknik kongres serta pesta-pesta.

Baca Juga: Miris, Saat Ajudan Trump Justru Bertingkah Kesetanan dan Memaki Satu Sama Lain dalam Rapat di Gedung Putih, Apa Pembahasan di Hari-hari Terakhir Ini?

Ajudan pers Gedung Putih Sarah Matthews juga mengundurkan diri Rabu malam, mengatakan dalam pernyatannya ia merasa terhormat bekerja di administrasi Trump, tapi "sangat terganggu dengan apa yang kulihat hari ini."

Ia menambahkan, "negara kita memerlukan pergantian kekuasaan yang damai."

Amukan dan penolakan Presiden Donald Trump untuk menghentikan kekerasan para pengunjuk rasa menyebabkan meningkatnya diskusi di antara para ajudannya mengenai pengunduran diri.

Para ajudan top, termasuk penasihat keamanan nasional Robert O'Brien, sedang mempertimbangkan pengunduran diri.

Baca Juga: Belum Juga Dilantik Jadi Presiden, China Sudah Targetkan Joe Biden, Sampai Buat Amerika Mohon-mohon Sang Presiden Terpilih untuk Hadapi Kekacauan yang China Buat

Hanya tinggal 14 hari bagi administrasi Trump untuk menjabat, dan banyak hari terakhir para ajudan tersebut jatuh sebelum 20 Januari.

Namun sampai saat ini sudah sangat banyak yang jijik dengan perilaku Presiden dan tidak yakin mereka bisa bertugas kepadanya.

Entah apakah semakin banyak lagi ikut mengundurkan diri bersama Grisham, tapi tingkat frustrasi di dalam Gedung Putih mendorong ke penalaran jika Trump akan lebih terisolasi di hari-hari terakhirnya di Gedung Putih.

Mei 2019, Trump menunjukk Grisham menjadi sekretaris pres ketiganya, serta memegang peran direktur komunikasi Gedung Putih dan mempertahankan peran yang sama untuk ibu negara.

Baca Juga: Ratusan Massa Pendukung Donald Trump Serbu Gedung Capitol AS, Teriakkan Trump Memenangkan Pilpres, Ini Komentar Joe Biden, 'Itu BukanAksi Protes Tapi Pemberontakan'

Ketiga peran itu tidak pernah diberikan ke satu orang saja.

Grisham, yang menggantikan Sarah Sanders sebagai sekretaris pers, malah tidak pernah memegang kamera dalam briefing pers, padahal sekretaris pers Gedung Putih harusnya ditugaskan untuk itu.

Grisham dalam tugasnya selalu bertubrukan dengan kepala staf Trump yang baru Mark Meadows, mereka sering tidak sepakat dalam berbagai isu, mulai dari strategi komunikasi untuk Presiden sampai keputusan memilih staf.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait