Advertorial
Intisari-online.com -Donald Trump masih alami syok atas kekalahannya di pemilu AS.
Dengan kekalahan ini, ia akan lengser dua bulan lagi, digantikan oleh Presiden terpilih Joe Biden.
Namun, rupanya ada beberapa pihak yang berusaha menghibur Trump.
Contohnya adalah kantor balaikota Jerusalem ini.
Mereka mendesak Donald Trump untuk tidak khawatir atas masa depannya.
Pasalnya kantor balaikota rupanya memiliki beberapa lowongan pekerjaan yang cocok untuknya!
Hal tersebut tertulis dalam laman Facebook kantor balaikota Jerusalem.
"Perhatian untuk para pendukung Donald J. Trump, kalian tidak perlu khawatir! Papan pekerjaan Jerusalem baru kami diperbarui dengan penawaran yang berharga setiap hari, dan akan membuat Jeruz hebat lagi. (Faktanya selalu demikian)," tulis pemerintah kota dengan melampirkan tautan ke papan pekerjaannya.
Unggahan tersebut dengan cepat dihapus dari halaman kantor balaikota Jerusalem.
Unggahan tersebut disebutkan "diunggah secara tidak sengaja dan segera dihapus," kata juru bicara pemerintah kota, dilansir dari The Jerusalem Post.
Banyak yang menganggap jika unggahan tersebut merupakan olok-olok untuk Donald Trump.
Ucapan terima kasih Benjamin Netanyahu
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menjadi salah satu pemimpin dunia yang paling terlambat mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya di pemilu AS.
Ucapan tersebut ia ucapkan bersamaan dengan ucapan terima kasihnya kepada Donald Trump atas 4 tahun ia memimpin Amerika Serikat.
Baca Juga: Sempat Olok-olok Joe Biden Dua Pekan Lalu Bersama Trump, PM Israel Netanyahu Kini Mulai Khawatir
Faktanya, Netanyahu merupakan sekutu internasional terdekat Trump, terutama setelah persetujuan presiden AS memindahkan konsulat AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Hal itu membuat marah warga Palestina, karena Jerusalem memang merupakan wilayah Palestina.
Rencana Trump untuk mengakhiri konflik panjang antara Israel dan Palestina, yang dinamakan sebagai 'Abcraham Accords' sangat membantu Israel, tapi mendapat dukungan negara-negara Arab termasuk Bahrain dan Uni Emirat Arab.
Palestina sendiri tidak diajak untuk membuat perjanjian tersebut, hingga akhirnya saat perjanjian tersebut diungkap, Palestina menolaknya.
Kemudian pada Maret 2020, Trump memberikan dukungannya kepada pendudukan Israel yang mencaplok Tepi Barat.
Padahal hal tersebut termasuk ilegal di bawah hukum internasional.
Rencana Trump yang sekarang sudah kemungkinan besar tidak akan terlaksana lagi dan ditolak total oleh warga Palestina, tapi kedutaan kemungkinan tetap berada di Jerusalem.
Biden mungkin saja mengurangi retorika tentang pendudukan, tapi tetap saja Trump telah membangun tonggak sejarah bagi hak Israel, serta untuk Netanyahu sendiri.
Pengamat Israel pada Minggu mencatat bahwa meskipun Netanyahu berterima kasih kepada Trump, itu tidak seefusif dia menyambut Trump pada tahun 2016 - 'foto spanduk' Twitter-nya juga tetap merupakan gambar perdana menteri Israel dengan mantan presiden AS.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini