Intisari-Online.com -Perang Teluk yang pecah pada era 1980-an, kini bak dilupakan oleh para penduduk Irak saat mereka memperingati kematian JenderalIran Qassem Soleimani olehdroneAS.
Hal ini ditandai dengan puluhan ribu orang Irak meneriakkan slogan anti-Amerika di alun-alun pusat Baghdad pada hari Minggu.
Terikan tersebut dilontarkan tepatsatu tahun sejak pembunuhan jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di AS.
Pertemuan itu bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump, dan banyak di antara kerumunan itu menuntut balas dendam.
Soleimani, pemimpin unit elit Pengawal Revolusi Iran di luar negeri, tewas pada 3 Januari 2020, dalam serangan pesawat tak berawak AS terhadap konvoi di bandara Baghdad.
Serangan yang membawa permusuhan AS-Iran ke perairan yang belum dipetakan dan memicu kekhawatiran tentang kebakaran besar.
Washington menuduh Soleimani mendalangi serangan oleh milisi yang berpihak pada Iran terhadap pasukan AS di wilayah tersebut.
Demonstran berkumpul di Lapangan Tahrir sebagai tanggapan atas seruan dari berbagai kelompok milisi yang dikenal secara kolektif sebagai Pasukan Mobilisasi Populer (PMF).
Pasukan yang sebagian besar didukung dan dilatih oleh Iran ini lalu mengibarkan bendera Irak dan meneriakkan slogan anti-Amerika.
Bahkan mereka juga sampai menyebut "Amerika adalah Setan Besar”.
Merefleksikan ketegangan regional yang berlanjut, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada hari Sabtu mendesak Trump untuk tidak "terjebak" oleh dugaan rencana Israel untuk memprovokasi perang melalui serangan terhadap pasukan AS di Irak.
Seorang pejabat Israel menepis tuduhan itu sebagai "omong kosong" dan mengatakan itu adalah Israel yang perlu waspada terhadap kemungkinan serangan Iran pada peringatan kematian Soleimani.
Amerika Serikat menyalahkan milisi yang didukung Iran atas serangan roket biasa terhadap fasilitas AS di Irak, termasuk di dekat kedutaan AS. Tidak ada kelompok yang didukung Iran yang mengklaim bertanggung jawab.
Militer AS menerbangkan dua pembom B-52 berkemampuan nuklir ke Timur Tengah sebagai pesan pencegahan ke Iran minggu lalu, tetapi pembom tersebut telah meninggalkan wilayah tersebut.
Pada Sabtu malam, ribuan pelayat berkumpul di jalan raya yang mengarah ke bandara Baghdad, tempat Soleimani dan Muhandis dibunuh, dalam prosesi pemakaman yang disimulasikan sebagai penghormatan kepada kedua pria tersebut.
(Maher Nazeh)