Intisari-online.com - Belum lama ini dendam lama Iran atas Amerika kembali diungkit kembali.
Hal ini menandakan satu tahun sejak tindakan Amerika membunuh jenderal besar mereka Qassem Soleimani.
Menukil 24h.com.vn, pada Sabtu (2/1/21), Iran mengatakan mereka bersumpah akan membalas dendam pada Amerika.
Menurut mereka dosa yang dilakukan Amerika tersebut belum bisa dilupakan begitu saja.
Baca Juga: Bukan Rencana Balas Dendam Iran, Justru yang Dilakukan Amerika Inilah yang Bisa Memicu Konflik Besar
Pada 1 Januari, Iran memperingatkan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh AS.
Dijamin tidak akan aman di seluruh dunia, terutama Presiden Trump.
Hal itu diungkapkan oleh beberapa pejabat Iran saat berbicara tentang peringatan pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS.
Berbicara di sebuah acara yang diadakan di Teheran untuk memperingati Jenderal Soleimani.
Menteri Kehakiman Iran Ebrahim Raisi menegaskan, bahwa Trump tidak dapat melepaskan tanggung jawab.
Trump memerintahkan serangan drone untuk membunuh Soleimani pada 3 Maret.
"Amerika harus melihat balas dendam yang sengit. Apa yang Iran perbarui hanyalah permulaan," katanya.
"Jangan menganggap seseorang sebagai Presiden AS akan lepas dari hukuman ketika keadilan ditegakkan. Itu tidak pernah terjadi," kata Raisi.
"Semua yang terlibat dalam pembunuhan Soleimani akan dibalas. Mereka tidak bisa aman dari manapun di Bumi," tambah Raisi
Acara memperingati Jenderal Soleimani dihadiri oleh banyak pejabat tinggi Iran dan beberapa negara sekutu di Timur Tengah seperti Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman.
Raisi mengambil tanggung jawab untuk menyapa semua peserta dalam upacara peringatan.
Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, menyatakan bahwa mereka yang terlibat dalam pembunuhan yang dipimpin oleh Trump harus menerima "pembalasan".
Beberapa hari setelah kematian Soleimani, Iran meluncurkan serangkaian rudal ke pangkalan militer AS di Irak.
Tidak ada tentara Amerika yang tewas setelah kejadian itu. Namun, rudal Iran menembak jatuh pesawat penumpang.
Iran mengklaim "balas dendam" sedang mengintai Amerika.
Esmail Qaani penerus Soleimani, memperingatkan bahwa balas dendam bisa datang dari mana saja, bahkan di jantung Amerika.
Baca Juga: Amerika Serikat Makin Waspada! Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS
"Orang yang tinggal di AS juga bisa bereaksi terhadap kejahatan ini," kata Esmail Qaani.
Pada 30 Desember 2020, Amerika Serikat mengirim dua pembom B-52 ke Timur Tengah untuk menghalangi Iran.
Mohammad Javad Zarif, menteri luar negeri Iran, menuduh AS sengaja menyerang Iran secara agresif dan bahwa Teheran akan menanggapi dengan tegas.