Intisari-Online.com - Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat ditandai oleh keluarnya AS dari Kesepakatan Nuklir 2015 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump 2018 lalu.
Kemudian di tahun 2020, hubungan kedua negara kian memanas oleh berbagai peristiwa yang terjadi.
Pada awal tahun itu, Iran dibuat marah dengan pembunuhan jenderal topnya, Qassem Soleimani melalui serangan pesawat tak berawak AS.
Peristiwa menghebohkan tersebut tepatnya terjadi pada 3 Januari 2020.
Oleh karena itu, kini pergantian tahun mungkin akan membuka luka lama Iran.
Menjelang peringatan satu tahun kematian Qassem Soleimani, dikhawatirkan pertempuran bakal pecah di antara keduanya.
Terlebih, di akhir tahun 2020, Iran juga kembali kehilangan tokoh pentingnya, yaitu seorang ilmuwan nuklir bernama Mohsen Fakhrizadeh, di mana Israel -sekutu dekat AS- dituduh bertanggngjawab atas insiden tersebut. Menambah daftar balas dendam Iran.
Menangkap akan kemungkinan serangan balas dendam Iran bertepatan peringatan kematian jenderal topnya, AS melakukan berbagai persiapan yang diakui untuk pencegahan, termasuk mengirim pesawat tempurnya ke Timur Tengah. Bagaimana dengan Iran?