Advertorial
Intisari-online.com -Asia Timur kembali panas, Jepang kini menghadapi ancaman dari China dan Korea Utara.
Dilansir dari Bloomberg, Perdana Menteri Yoshihide Suga memberi sinyal kepada Korea Utara dan China jika ia akan memperkuat militer Jepang.
Mereka akan meningkatkan belanja militer dengan menambahnya sekitar 5 miliar Dolar AS untuk rudal dan kapal anti-rudal.
Kabinetnya Jumat kemarin menyetujui penggunaan dana militer untuk menambah dua kapal penghancur Aegis agar masuk ke jajaran armada Jepang.
Dengan ini jumlah kapal Aegis yang dimiliki Jepang meningkat sampai 10 dan armadanya menjadi yang terbesar kedua di belakang angkatan laut AS.
Mereka juga akan mengembangkan rudal balistik darat-ke-kapal.
Guna rudal itu adalah untuk menangkal serangan dari laut, gerakan yang datang karena kapal perang Jepang dan China berlayar berdekatan memperebutkan Laut China Timur terutama pulau Senkaku.
Saking lamanya Senkaku diperebutkan dua negara, pulau itu juga memiliki nama lain yang disebut oleh warga China, yaitu pulau Diaoyu.
Kini potensi konflik meningkat sejak AS telah mengatakan pulau itu tertutup oleh pasukan keamanan mereka dengan Jepang.
"Ini akan menguatkan kemampuan bertahan Jepang dari ancaman luar, sementara memastikan keamanan personil pasukan Pertahanan Diri," ujar Ketua Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato.
Sejauh ini tidak diketahui berapa rincian dana militer yang dihabiskan Jepang untuk sistem pertahanan rudal balistik baru.
Tentunya pendanaan tersebut masuk ke dalam RAPBN tahun depan.
Biaya untuk kapal penghancur Aegis sendiri sudah hampir mencapai 5 miliar Dolar, seperti dilaporkan koran lokal Nikkei, mengutip perkiraan dari kontraktor pribadi.
Biaya untuk mengembangkan rudal baru juga diperkirakan mencapai 33.5 miliar yen atau 324 juta Dolar AS.
Total dari semua itu adalah 4124 miliar Dolar AS, atau sekitar 58 Quaditrilliun Rupiah.
Dana itu tidak termasuk alokasi rencana yang telah dibuat di era Shinzo Abe untuk mengembangkan sistem rudal yang bisa membuat negara itu menyerang roket musuh sebelum diluncurkan.
Sistem Aegis adalah sistem kapal penghancur yang dibuat oleh perusahaan senjata Lockheed Martin.
Jepang sudah lama memborong sistem pertahanan ini sebagai satu perlindungan dari ancaman rudal yang terus tumbuh dari China dan Korea Utara.
Korea Utara sudah semakin mengancam karena lakukan tes peluncuran rudal di atas wilayah Jepang.
Juni lalu, Menteri Pertahanan Taro Kono umumkan jika peluncuran sistem pertahanan rudal Aegis Ashore dengan banderol harga 5 miliar Dolar dibatalkan karena biaya dan alasan keamanan.
Jepang telah menanti waktu untuk meluncurkan baterai pertahanan ini di dua tempat: prefektur Yamaguchi dan Akita, yaitu di kedua ujung pulau Honshu, pulau utama Jepang.
Dengan itu, pulau Honshu akan terlindungi dan keduanya akan menjadi perisai tak hanya untuk pulau Honsha saja tapi juga mencapai Hokkaido.
Namun, pemasangan sistem pertahanan itu diprotes warga setempat di kedua prefektur itu.
Beberapa berargumen jika sistem itu bisa menyebabkan mereka menjadi target serangan apapun, dan tahap penguat dari keamanan itu dapat jatuh di wilayah mereka.
Jepang menjadi musuh bebuyutan bagi Korea Utara karena dendam setelah penjajahan Jepang yang menyebabkan kerajaan Korea terpecah menjadi dua bagian.
Sejak 2019, selain mengirimkan rudal balistik jarak pendek ke Korea Selatan, Korea Utara juga menyerang Jepang.
Dalih mereka adalah latihan, yang tidak bisa ditujukan ke Pasifik karena hal itu akan diketahui oleh pencegat AS.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini