Advertorial

Gawat! Di Tengah Mundurnya Perdana Menteri Shinzo Abe, China Masih Getol Gempur Laut China Timur Hanya Untuk Rebutan Pulau Ini, AS Pun Kerahkan Bantuan

May N

Editor

Intisari-online.com -Dunia dikejutkan dengan kemunduran Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Jumat kemarin 28/8/2020.

Shinzo Abe mundur karena kesehatannya yang semakin mundur dan mengkhawatirkan.

Sampai saat ini belum ada kabar siapa pengganti Abe untuk menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang.

Padahal, Jepang sedang dalam kegentingan tingkat tinggi dengan China.

Baca Juga: TakRelaAnak Kandungnya Jatuh Kepelukan Wanita Lain,Ibu KandungIni Nekat NikahiPutranyaSendiri, Kini Dia Hamil Tua dan Diusir dari Desa

Kedua negara Asia Timur itu bersengketa untuk kepulauan tak berpenghuni yang nama Jepangnya kepulauan Sengkaku.

Langkah China yang makin asertif ini membuat banyak pihak khawatir.

Jepang bersama sekutu lamanya, Amerika Serikat (AS) berusaha untuk menjaga kedaulatan negeri matahari terbit itu.

Rupanya, walaupun Abe mundur, AS dan Jepang masih tetap rutin bertemu untuk membahas ketegangan dengan China.

Baca Juga: Beli Ikan Arwana dengan Harga Murah, Pria Ini Kaget Lihat Mulut Ikan Itu Tertutup, Dikira Sudah Mati Ternyata Isi Mulut Ikan Tersebut Langsung Membuatnya Kaya Mendadak

Mengutip SCMP, Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono memiliki jadwal pertemuan di Guam Sabtu ini di tengah meningkatnya ketegangan AS- China di Indo-Pasifik.

Kunjungan ke Guam tersebut juga termasuk perjalanan bersejarah ke pulau kecil di negara Pasifik yaitu Palau.

Banyak yang akan mereka bahas, termasuk juga ketegangan AS dan China di Laut China Selatan.

Kono mengatakan meskipun Shinzo Abe mundur, Jepang masih akan tetap lanjutkan diskusi dengan AS perihal pertahanan rudal regional.

Baca Juga: Sering Disebut Jorok, Nyatanya Mandi Satu Kali Punya Manfaat yang Besar Bagi Tubuh, BeginiPenjelasanAhli

Rudal yang dimaksud oleh Kono adalah sistem rudal Aegis Ashore yang teknologinya berasal dari AS.

Sistem yang sama juga dapat dibangun dan dioperasikan di Guam pada 2026 mendatang.

Guam menjadi titik penting persekutuan Jepang dan AS, karena Guam adalah rumah bagi militer angkatan laut dan angkatan udara.

Pangkalan militer itu menjadi tempat bernaung ribuan tentara AS yang menjaga perdamaian di Indo-Pasifik.

Baca Juga: Gairah Seksial Menurun? Konsumsi Saja Buah Sejuta Umat Ini, Sekali Gigit Dijamin Aktivitas Bersama Pasangan Akan Semakin Intim

Perjalanan Kono ke Guam dilakukan setelah Kamis kemarin Abe sempat bertemu dengan pimpinan militer Angkatan Udara AS, John Raymond.

Pertemuan yang dilaksanakan di Tokyo tersebut dilaksanakan untuk membangun kerja sama lebih kuat dalam pertahanan udara.

Ryo Hinata-Yamaguchi, rekan akademisi di institut penelitian kebijakan luar negeri Pacific Forum dan juga profesor kunjungan di Pusan National University Korea Selatan, mengatakan jika 'faktor China' akan mendominasi pembicaraan.

"Diskusi persekutuan AS dan Jepang penuh kritis mengingat pertahanan rudal balistik yang dipakai Jepang, yaitu Aegis Ashore berasal dari AS.

Baca Juga: Satu Bagian Tergeli Wanita Ini Menjadi Organ Intim Terbesar,Sentuhlah!

"Diskusi itu juga untuk membahas detail strategi sekutu termasuk dalam hal pertahanan udara, serangan internet dan spektrum elektromagnetik," ujarnya.

Dalam pertanda terbaru ketegangan yang makin tumbuh antara Washington dan Beijing, militer China mengatakan Jumat kemarin jika mereka telah "mengusir" kapal penghancur rudal milik AS dari perairan dekat Kepulauan Paracel sehari sebelumnya.

Pejabat AS mengatakan kapal itu berlayar dekat dengan pulau itu untuk menjaga jalur kapal tetap terbuka.

Serta, menguji klaim maritim China yang berlebihan dan terapkan hukum di perairan internasional."

Baca Juga: 3 Langkah Bagi Para Pengusaha UKM Agar Terhindar Dari Tindak Penipuan

AS luncurkan kapal itu setelah ada laporan pasukan China tembakkan dua misil, termasuk salah satunya adalah Dongfeng yang mendapat julukan "pembunuh kapal induk" ke perairan itu, hari Rabu.

Juga, setelah Beijing menuduh rencana AS gunakan pesawat mata-mata masuk ke zona yang tidak boleh diterbangi.

Palau bagi Washington

Perjalanan Esper ke Guam dilanjutkan untuk kunjungi Palau, sebuah negara merdeka di gugus pulau Pasifik dengan penduduk 22 ribu orang.

Baca Juga: Apakah Saya Hamil? Ini Gejala Awal Kehamilan, Merasa Kram Kaki

Mereka tidak punya tentara dan membutuhkan Washington untuk pertahanan negara tersebut di bawah perjanjian Asosiasi Bebas.

Esper kunjungi pulau tersebut menandai kali pertama Menteri Pertahanan AS kunjungi negara tersebut.

Esper dan Presiden Palau Thomas Remengesau Jnr sepakat untuk selesaikan negosiasi perjanjian itu sebelum akhir tahun.

Dalam konferensi pers, Esper mengatakan Washington dan Palau telah berjuang untuk mempertahankan "Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca Juga: Resep Labu Siam Telur Ini Patut Anda Coba, Mudah, Enak dan Bergizi!

Warga Palau sendiri boleh bergabung dengan tentara AS.

Esper juga menuduh China mengganggu perdamaian di wlayah itu.

Palau memiliki ikatan sejarah dengan Washington, yaitu saat perang dunia II pesaawat angkatan laut AS menabrak pulau tersebut dan tewaskan tiga kru.

Palau menjadi titik strategis bagi fasilitas militer AS yang baru karena berdekatan dengan Guam dan Hawaii.

Baca Juga: Laut China Selatan 'Berapi-api,' Peluang Lepas Tembakan Sambil Poles Senjata Meningkat: China Menguji Kemampuannya Melawan Musuh dari 3 Arah Secara Bersamaan

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait