"Jika semua orang sampai ke kesimpulan jika hal itu penting, kami akan melakukannya, jika tidak, kami tidak akan menambah pasukan," ujarnya.
Hubungan antara dua negara pecahan Uni Soviet tersebut telah tegang sejak 1991 saat militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh.
Karabakh memang secara hukum wilayah resmi milik Azerbaijan.
Konflik terakhir pada 27 September kemarin dilakukan dengan pasukan Armenia mengirimkan serangan kepada warga sipil, pasukan Azerbaijan dan melanggar beberapa kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan.
Dalam konflik 44 hari itu, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 kependudukan dan desa dari Armenia.
Kemudian pada 10 November, dua negara menandatangani kesepakatan yang diajukan Rusia untuk mengakhiri perang dan bekerja mencapai resolusi komprehensif.
Usulan ini dilihat sebagai kemenangan bagi Azerbaijan dan kekalahan bagi Armenia.
Hal ini karena karena kesepakatan itu pasukan Armenia harus mundur juga dari Karabakh.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR