Intisari-Online.com - Senin lalu, di bawah pemerintahan Donald Trump, AS membelakukan sanksi terhadap Turki atas pembelian sistem pertahanan udara Rudal S-400 Rusia.
Langkah itu diambil pada saat hubungan AS dan Turki dalam kondisi yang sulit, di mana keduanya telah berselisih selama lebih dari setahun atas akuisisi Turki dari Rusia atas sistem pertahanan rudal S-400.
Bersamaan dengan tindakan Turki di Suriah dan konflik antara Armenia dan Azerbaijan di Mediterania Timur.
Sebelumnya, AS mengeluarkan Turki dari program pengembangan dan pelatihan jet tempur siluman F-35 karena pembelian S-400.
Namun, AS tidak mengambil langkah lebih lanjut meskipun ada peringatan terus-menerus dari para pejabat AS yang telah lama mengeluhkan tentang pembelian S-400 tersebut.
AS mengatakan pembelian S-400 tidak sesuai dengan peralatan NATO dan potensi ancaman kemanan bagi sekutu.
Melansir Al Jazeera, Senin (14/12/2020), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, "Amerika Serikat menjelaskan kepada Turki pada tingkat tertinggi dan dalam banyak kesempatan bahwa pembelian sistem S-400 akan membahayakan keamanan teknologi dan personel militer AS dan memberikan dana yang besar untuk sektor pertahanan Rusia, serta akses Rusia ke angkatan bersenjata Turki dan industri pertahanan."
"Turki tetap memutuskan untuk melanjutkan dengan pengadaan dan pengujian S-400, meskipun ketersediaan alternatif, sistem yang dapat dioperasikan NATO untuk memenuhi persyaratan pertahanannya," katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Uji Coba Sistem Rudal S-400, Turki Diancam Sanksi oleh AS: Buanglah, Berhenti Mengoperasikannya
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR