Advertorial

Sampai AS Ancam Beri Sanksi pada Turki Setelah Uji Coba Rudal S-400, Memangnya Seberapa Mengerikannya Rudal Buatan Rusia Itu yang Juga Bikin Barat Gelisah?

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -AS menyatakan, Turki terancam menghadapi sanksi mereka setelah melakukan uji coba terhadap sistem rudal S-400 buatan Rusia.

Pernyataan itu disampaikan R Clarke Cooper, pejabat top di Kementerian Luar Negeri AS yang bertanggung jawab atas penjualan senjata.

"Risiko (terkena sanksi) semakin nyata karena... mereka masih terus mengejar pembelian S-400," kata Cooper kepada awak media.

"Dan, tentu saja, hukuman bakal semakin dipertimbangkan dan menjadi opsi," lanjut dia, sebagaimana diwartakan AFP pada Rabu (28/10/2020).

Baca Juga: Harta Kekayaannya Capai Rp87,92 Triliun, Orang Terkaya ke-3 di Indonesia Meninggal Dunia

Sebelumnya, Turki sudah menyatakan melakukan uji coba terhadap sistem rudal dengan kode NATO SA-21 Growler itu, meski sudah diperingatkan AS.

Washington menyatakan, pembelian S-400 selain tidak sesuai dengan NATO, memungkinkan Rusia menganalisa jet tempur mereka dan menghancurkannya.

Pada 2017, Kongres mengesahkan undang-undang dikenal sebagai CAATSA, di mana mereka bakal menghukum siapa pun yang membeli senjata dari musuh AS.

Terlepas dari ancaman sanksi AS kepada Turki, seperti apakah rudal S-400, sistem pertahanan anti-pesawat termodern yang dibuat oleh Rusia?

Baca Juga: Satu Pilot Tewas Akibat Jet Tempur Taiwan Jatuh di Tengah Tekanan China, Apa yang Terjadi?

Pasukan Rusia mulai menggunakan S-400, sistem pertahanan yang didesain untuk menjatuhkan dan melenyapkan segala ancaman di angkasa, pada 2007 silam.

Berdasarkan keterangan dari pabrikannya, perusahaan Almaz-Antey, sistem rudal itu bisa menempuh jarak hingga 400 kilometer dan bisa ditempatkan hanya dalam lima menit.

S-400 bisa merontokkan pesawat tempur lawan dari jarak 400 kilometer, dan rudal balistik dari jarak 60 kilometer.

Sistem pertahanan ini diklaim dua kali lebih efektif dari pendahulunya, S-300, dan bisa disiagakan hanya dalam waktu lima menit.

Dikembangkan sejak akhir 1980-an, S-400 mengalami penyempurnaan proyek pada Februari 2004. Kemudian di 2007, sistem itu diaktifkan secara resmi.

Setiap rudal yang ditembakkan dari sistem itu bisa melaju hingga 14 kali kecepatan suara, dan diklaim lebih hebat dari sistem pertahanan milik AS, Patriot.

Baca Juga: Tak Hanya Beri Sokongan Biaya Pembangunan di Timor Leste, Industri Kecil di Negara Itu Ternyata Dibangun Oleh Orang China, 4.000 Orang China Diperkirakan Pindah Ke Timor Leste

S-400 terdiri dari sejumlah kendaraan.

Yakni mobil komando, kendaraan radar dengan berbagai fungsi, serta kendaraan peluncur yang masing-masing mengangkut empat rudal.

S-400 relatif disukai karena harganya yang lebih murah dibanding rudal Patriot.

Namun, meski banyak disukai, rupanya S-400 bikin gelisah Barat.

Pada 2019 lalu, Washington sebenarnya sudah menegaskan mereka menentang Turki membeli S-400 dengan batas waktu diberikan supaya pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk membatalkannya.

Baik AS maupun Organisasi Kerja Sama Atlantik Utara (NATO) telah menekankan bahwa S-400 tidak cocok dengan gaya mereka, apalagi bagi jet tempur F-35.

Lebih lanjut, Rusia juga berencana menciptakan S-500, sistem pertahanan yang bahkan bisa menjangkau orbit rendah dan mampu menargetkan satelit.

NATO pun menyatakan mereka menyoroti Turki yang dilaporkan sudah menerima sistem pertahanan rudal S-400.

Baca Juga: Wajib Militer Bareng Tentara Pria, Beginilah Penderitaan yang Dihadapi para Ladyboy Thailand, Benar-benar Sebuah Mimpi Buruk!

Aliansi pertahanan itu berulang kali memperingatkan Turki bahwa sistem rudal buatan Rusia itu tidak cocok dengan gaya pertahanan NATO, apalagi jet tempur F-35.

"Kami begitu gelisah akan konsekuensi yang bakal diterima Turki setelah mereka memutuskan untuk membeli sistem S-400," ujar seorang pejabat NATO kepada AFP Jumat (12/7/2019).

Pejabat itu menerangkan bahwa kesinambungan di antara angkatan bersenjata anggota NATO merupakan hal dasar yang harus dipenuhi ketika menjalankan misi.

Amerika Serikat ( AS) takut jika S-400 diperoleh Turki, segala data sensitif mengenai F-35 yang merupakan jet tempur generasi kelima bakal bocor ke Rusia.

Penjabat Menteri Pertahanan AS Mark Esper, mengonfrontasi Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar ketika mereka bertemu dalam agenda yang berlangsung Juni lalu.

Washington sudah mengancam bakal mengeluarkan Turki dari program F-35 jika mereka masih nekat untuk membeli sistem pertahanan dengan kode NATO SA-21 Growler itu.

Bahkan, AS sudah memberikan tenggat waktu hingga 31 Juli 2019 supaya Ankara membatalkan pembelian.

Jika tidak, pilot dan teknisi yang menjalani pelatihan F-35 bakal dikeluarkan.

Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak untuk mundur dan mengatakan, dia yakin negaranya bakal terhindar dari sanksi setelah bertemu Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Rahasia Agar Hemat Minyak Goreng, Tips Minyak Tidak Cepat Hitam dan Tetap Jernih Walau Dipakai Berkali-kali

Artikel Terkait