Intisari-Online.com - Direktur Intelijen Nasional (DNI) Amerika Serikat, John Lee Ratcliffe, menyebut China sebagai ancaman terbesar terhadap demokrasi dan kebebasan sejak Perang Dunia II.
Dalam tulisannya di Wall Street Journal, Ratcliffe menuduh China mengembangkan kekuatan ekonomi dengan mencuri rahasia dan mereplika teknologi korporasi besar AS.
Dengan bekal itu, kata Ratcliffe, China kemudian menyingkirkan perusahaan asal AS di pasar global.
Pemerintahan Donald Trump selama ini bersitegang dengan China. AS mematok tarif tinggi untuk setiap produk China, bahkan menuduh mereka melakukan pencurian intelektual.
Hingga artikel ini disusun, otoritas China belum menanggapi berbagai tuduhan ini.
Namun, China sudah membalas kebijakan AS secara tegas, antara lain dengan skema pengenaan tarif dan menjauhkan raksasa telekomunikasi Huawei dari pasar Amerika.
Ratcliffe menuding China mempersiapkan strategi untuk berkonfrontasi dengan AS. Tujuannya, kata dia, untuk mendominasi dunia dari segi ekonomi, militer, dan teknologi.
Tulisan Ratcliffe ini mengulang pendapat yang sebelumnya diutarakan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan kepala FBI, Christopher Wray.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR