Advertorial
Intisari-Online.com - Korea Selatan kembali mengkonfirmasi kasus lain dari flu burung yang sangat patogen pada burung liar pada hari ini (3/12).
Ini membuat otoritas lokal meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan hewan liar ke peternakan unggas.
Kasus terbaru datang dari burung liar di Buan, 280 kilometer (km) sebelah selatan Seoul di Provinsi Jeolla Utara.
Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan menyebut, kasus ini meningkatkan total kasus flu burung di Korea Selatan sejak 13 Oktober.
Korea Selatan saat ini sedang melakukan investigasi pada kotoran burung liar yang dikumpulkan dari Suncheon, 415 km sebelah selatan Seoul juga.
Perlu waktu beberapa hari untuk mengetahui apakah mereka sangat patogen.
Seorang petugas karantina melarang masuknya mobil ke sebuah peternakan di Sangju, 270 km tenggara Seoul, setelah melaporkan kasus flu burung yang sangat patogen dari ayam.
"Virus dapat ditularkan melalui berbagai cara, termasuk mobil, manusia dan burung liar."
"Peternakan unggas lokal perlu melakukan tindakan pencegahan menyeluruh, termasuk memakai sepatu yang berbeda untuk setiap kandang," kata seorang pejabat kementerian.
Flu burung yang sangat patogen sangat menular dan dapat menyebabkan penyakit parah bahkan kematian pada unggas.
Korea Selatan melaporkan kasus flu burung yang sangat patogen pertama dalam 32 bulan pada akhir Oktober lalu yang berasal dari Cheonan, 92 km selatan Seoul.
Negeri Ginseng ini juga menemukan dua kasus flu burung dari peternakan unggas lokal.
Kasus pertama dilaporkan di sebuah peternakan itik di Jeongeup, Provinsi Jeolla Utara pada hari Sabtu, diikuti oleh infeksi kedua dari sebuah peternakan telur di Sangju, 270 km tenggara Seoul pada hari sebelumnya.
Otoritas lokal saat ini sedang memusnahkan unggas dalam radius 3 km dari peternakan yang terinfeksi.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul 'Warning, Korea Selatan kembali temukan flu burung sangat patogen dari burung liar'