Tidak satu pun dari tiga perusahaan itu telah membagikan hasil uji klinis fase-III mereka.
Namun, para ahli meragukan pemimpin Korea Utara itu akan menggunakan vaksin eksperimental dari China.
Choi Jung-hun, seorang ahli penyakit menular yang membelot dari Korea Utara ke Selatan pada tahun 2012, mengatakan "bahkan jika vaksin China telah disetujui, tidak ada vaksin yang sempurna."
"Dia tidak akan mengambil risiko itu ketika dia memiliki banyak tempat penampungan yang menyediakan isolasi penuh," lapor Reuters.
Sementara itu, analis Asia Timur Mark Barry dari International Journal on World Peace mengatakan Kim Jong Un pasti lebih memilih vaksin Eropa yang sudah terbukti efektif daripada yang dipasok oleh Beijing.
"Sumber-sumber intelijen Jepang ini mungkin tidak menyadari bahwa Kim enggan diberikan perawatan medis krusial oleh China."
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR