Advertorial
Intisari-online.com -Milisi Houthi yang terkait konflik perebutan kekuasaan di Yaman mengungkapkan telah menembakkan roket ke stasiun distribusi minyak milik Saudi Aramco.
Dalam pengumumannya, milisi Houthi menyebut, roket tersebut diarahkan ke stasiun distribusi yang berada di kota Jeddah, Laut Merah Arab Saudi.
Belum ada konfirmasi dari pihak Saudi atas klaim yang diumumkan di Twitter oleh juru bicara militer kelompok tersebut.
Selain itu, kelompok milisi Houthi juga memperingatkan perusahaan asing yang bekerja di Arab Saudi untuk berhati-hati karena "operasi akan dilanjutkan".
Yaman telah terkunci dalam konflik sejak 2014 ketika Houthi merebut Sanaa, ibu kota Yaman, dan kemudian sebagian besar utara negara itu.
Pertempuran meningkat pada Maret 2015 ketika koalisi pimpinan Saudi turun tangan untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Serangan bertubi-tubi
Serangan ke Saudi Aramco ini terjadi sebulan setelah serangan Houthi sebelumnya.
Milisi Houthi, yang didukung oleh Iran, terus menyerang Arab Saudi dengan drone dan rudal setiap harinya.
Mengutip Serambinews, kelompok militan yang menguasai ibu kota Sanaa, Yaman, itu hanya peduli jika serangannya jatuh ke daerah Arab Saudi.
Walau terus dikecam setelah koalisi pimpinan Arab Saudi mencegat empat drone bermuatan bahan peledak dalam dua serangan yang diluncurkan dari Yaman yang menargetkan selatan Kerajaan, Houthi malahan mengakuinya.
Tiga dari drone dihancurkan pada Sabtu (24/10/2020) pagi dan yang keempat pada Minggu (25/10/2020), serta pada Senin (26/10/2020).
Baca Juga: Masa Jabatan Trump Berakhir Sebentar Lagi, Aliansi Iran Justru Pasang Waspada Tinggi, Mengapa?
Pecahan peluru yang jatuh di Gubernuran Sarat Abidah melukai seorang warga sipil, dan merusak lima rumah dan tiga kendaraan, kata juru bicara pertahanan sipil Kapten Mohammed Abdu Al-Sayed.
Iran meningkatkan dukungannya kepada Houthi untuk merusak upaya perdamaian, kata Dr. Hamdan Al-Shehri, analis politik dan sarjana hubungan internasional kepada Arab News, Senin (26/10/2020).
“Houthi ingin menyerang apapun di Arab Saudi, walaupun itu daerah berpenduduk, fasilitas minyak atau bahkan tempat suci," ujarnya.
Dikatakan, hal itu akan menambah ketegangan di area tersebut, dan itulah yang sedang dikerjakan Iran.
Al-Shehri mengatakan situasi di Yaman akan tetap sama kecuali pemerintah yang sah dikembalikan ke Yaman, Resolusi Dewan Keamanan 2216 dipraktikkan dan milisi Houthi disingkirkan.
“Tanpa hal-hal ini, krisis Yaman tidak akan berakhir dan seluruh kawasan akan tetap dalam ketegangan,” ujarnya.
Houthi tidak membedakan antara situs militer dan lokasi sipil, katanya.
“Tujuan mereka adalah merusak semua tempat yang dapat mereka jangkau di Arab Saudi, dan upaya terbaru mereka untuk menyerang daerah berpenduduk bukanlah hal baru," jelasnya.
“Mereka juga menargetkan bandara dan beberapa fasilitas minyak Aramco," tambahnya.
Disebutkan, jika serangan ke Aramco tidak berhasil diatasi, maka kerusakan akan mempengaruhi seluruh wilayah Timur.
"Mereka juga berusaha menargetkan Mekkah, di mana para jamaah sedang melakukan ibadah," ujarnya.
“Mereka tidak peduli," tambahnya.
"Jika Anda melihat kembali apa yang dilakukan Pengawal Revolusi di Masjidil Haram, Anda akan menyadari tidak aneh jika Houthi berusaha menghancurkan segalanya di Arab Saudi," ungkapnya.
Hal yang aneh adalah keheningan dunia terhadap apa yang sedang terjadi di Arab Saudi, khususnya serangan Houthi yang hampir setiap hari terjadi.
Dalam insiden terbaru, Koalisi Arab Saudi mencegat dan menghancurkan pesawat tak berawak Houthi yang menargetkan wilayah selatan Arab Saudi pada Senin (26/10/2020), lapor SPA.(*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Serangan Drone Milisi Houthi ke Arab Saudi Tanpa Target, Tidak Peduli Ada Penduduk Atau Tidak" dan "Milisi Houthi serang fasilitas minyak Saudi Aramco di Jeddah dengan roket"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini