Advertorial
Intisari-Online.com - Komando Pasukan Khusus atau Kopassus TNI AD dikenal sebagai pasukan khusus terkuat Indonesia.
Berdiri sejak tanggal 16 April 1952, Kopassus punya sejarah panjang.
Salah satunyakisahAlex Evert Kawilarang, sang pendiri Kopassus.
Dilansir dari laman kopassus.mil.id, Alex Kawilaranglahir di Jakarta 23 Pebruari 1920.
Jabatan terakhir dalam pemerintahan resmi adalah Atase Militer di KBRI Washington (1957).
Setelah tahun itu, nama Alex Kawilaranglebih sering dihubung-hubungkan dengan angkatan perang PRRI/Permesta (1959).
Alex Kawilarang dikenal sebagai seorang yang berdarah militer.
Ayahnya seorang perwira KNIL yang pada tahun 1910 sudah mendapat pendidikan sekolah perwira di Jatinegara.
Alex Kawilarang sendiri setelah menyelesaikan sekolah menengahnya di Bandung masuk CORO (Corps Opleiding Reserve Officieren =Korps Pendidikan Perwira Cadangan).
Pada tahun 1941, Alex Kawilarangmasuk Koninklijk Militair Academia (Akademi Militer Kerajaan/KMA), yang dipindahkan dari Breda (Belanda) ke Hindia setelah serbua Jerman atas Belanda (1940).
Karena dinililai sangat cakap, Alex Kawilarangditunjuk menjadi instruktur pada akademi militer tersebut dan ikut bertempur melawan Jepang.
Bahkan ia pernah merasakan siksaan sebagai tawanan Jepang.
Pada awal revolusi, Alex Kawilarangbersama sejumlah rekannya di CORO dan KMA ikut menyusun tentara keamanan rakyat di wilayah Jawa Barat.
Pada awal 1946 Alex Kawilarangdiangkat sebagai Komandan Brigade II untuk wilayah yang mencakup Cianjur, Bogor dan Sukabumi dengan pangkat Letnan Kolonel.
Dalam Agresi Belanda pertama (pertengahan 1947), Alex Kawilarangmendapat ultimatum dari Belanda untuk menyerah.
Akan tetapi Alex Kawilarangmenjawab bahwa ia bersama rekannya lebih suka mati dari pada menyerah.
Kota Sukanegara yang menjadi markas Brigade II direbut Belanda, namun Alex Kawilarang telah membumihanguskannya terlebih dahulu.
Hingga setelah berhasilmenumpas pemberontakan militer Andi Azis di Sulawesi Selatan,ia diangkat sebagai Panglima dari semua satuan (darat, laut dan udara) yang bertugas menjalankan operasi di wilayah Indonesia Timur.
Setelah pemberontakan tersebut berhasil ditumpas, Alex Kawilarangkembali ditugaskan untuk mengatasi pemberontakan RMS di Maluku dan Kahar Muzakar.
Pada bulan Nopember 1951,Alex Kawilarangdiangkat sebagai Komandan Teritorium III Jawa Barat dengan pangkat Letnan Kolonel.
Pada saat inilahAlex Kawilarang memprakarsai dibentuknya Kesatuan Komando yang terlatih bertempur dalam satuan-satuan kecil yang serba bisa dan dapat diandalkan.
Sebagai Panglima Divisi Siliwangi ia terjun langsung dalam penumpasan gerombolan Darul Islam pimpinan Karto Suwiryo.
Alex Kawilarang diangkat sebagai Atase Militer di KBRI Washington hingga tahun 1957.
Ia selanjutnya mengajukan pengunduran diri karena tidak setuju dengan kebijaksanaan pemerintah pusat dalam menangani kasus Permesta.
Sejak saat itu namanya sering dicantumkan sebagai Kepala Staf Angkatan Perang PRRI/Permesta.
Salah satu tingkah Alex Kawilarang yang paling diingat adalah ketika diadikabarkan pernah menampar Soeharto.
Dilansir dari surya.co.id pada Minggu (22/11//2020), kejadian itu terjadi saatSoehartomuda dan masih aktif di militer.
Saat itu juga,Alex Evert Kawilarang menjabat sebagai Panglima. Dan berarti ia berosisi sebagai atasan dari Letkol Soeharto.
Kisah penamparan Soehartooleh Alex Evert Kawilarang ini ada dalam buku "Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics 1975-1983' tulisan David Jenkins" tahun 1984.
Sekitar tahun 1950-an, sebagai Panglima Wirabuana, Alex Kawilarang melaporkan kepada PresidenSoekarnobahwa keadaan di Makassar sudah aman.
NamunSoekarnojustru menyodorkan sebuah radiogram yang baru saja diterimanya yang melaporkan bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar.
Brigade Mataram, pasukan yang seharusnya mempertahankan kota Makassar saat itu, juga dilaporkan telah mundur ke Lapangan Udara Mandai.
Mendengar radiogram tersebut, Kawilarang marah besar dan segera kembali ke Makassar.
Setibanya di lapangan udara Mandai, ia langsung memarahi Komandan Brigade Mataram, LetkolSoeharto, sambil menamparnya.
"Sirkus apa-apaan nih?"kata KolonelAlex Kawilarangsambil menampar pipi LetkolSoeharto.
Bagaimana reaksi Soeharto?
Beliau hanya bisa menahan sakit sambil bersungut-sungut karena kelalaiannya dalam menjalankan tugas.
Dalam satu wawancara, Kawilarang membantah bahwa ia menyerang Soeharto.
Tetapi ia mengakui bahwa dia harus menegurnya pada waktu itu.
(Putra Dewangga Candra Seta)
(Artikel ini telah tayang disurya.co.iddengan judul "Sosok Pendiri Kopassus yang Dikabarkan Pernah Tampar Soeharto Muda, Punya Banyak Pengalaman Tempur")