Lantas mengapa semua ini terjadi di negara yang membanggakan kesuksesan ekonominya?
Sebagian besar masalahnya adalah tata kelola yang buruk dan mitranya, korupsi.
Sebagian besar pengamat ahli di Indonesia dan banyak orang Indonesia setuju bahwa demokrasi telah mengalami kemunduran selama dekade terakhir, yang semakin cepat dalam lima tahun terakhir.
The Economist Intelligence Unit juga melihat Indonesia sebagai "demokrasi yang cacat" , peringkat 64 dari 167 negara, lebih rendah dari negara tetangganya Malaysia dan Filipina.
Reporters Without Borders (RSF) melihat kebebasan pers kunci kesuksesan demokrasi juga bermasalah, menempatkan Indonesia di peringkat 124 dari 180 negara pada 2019.
Korupsi yang mengakar di Indonesia telah lama menjadi keluhan populer yang bergejolak secara politik, tetapi perubahan yang didukung oleh elit politik.
Investigasi korupsi sudah goyah, Pada tahun 2019, Indonesia mendapat skor 40 pada Indeks Persepsi Korupsi Internasional Transparansi (dengan acuan nilai 100 adalah paling bersih).
Menjadikannya Indonesia di peringkat 85 dari 180 negara, dan sekarang kemungkinan akan melihat penurunan peringkatnya.
Singkatnya, tata kelola yang buruk terkait dengan korupsi dan kemunduran demokrasi di Indonesia sangat menghambat hasil bagi masyarakat miskin di bidang kesehatan dan pendidikan, dan meciptakan ketimpangan sosial yang dalam.
Source | : | The Interpreter |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR