Advertorial
Intisari-Online.com - Kehebatan Navy SEAL begitu diakui, bahkan pasukan khusus Amerika Serikat ini termasuk salah satu pasukan khusus terbaik di dunia.
Namun, meski sangat hebat, Navy SEAL tetap mengalami masa-masa babak belur kala menghadapi lawan.
Seperti yang dialaminya ketika melawan Viet Cong dalam Perang Vietnam.
Ketika pada tahun 1960-an pemerintah AS mengirimkan pasukannya ke Vietnam hingga sebanyak 500.000 personel, 60 orang di antaranya adalah anggota Navy SEAL.
Kehadiran 60 personel Navy SEAL terkesan tak begitu berarti jika dibandingkan ratusan ribu pasukan AS lainnya.
Tapi tim kecil yang sanggup bertempur di segala medan itu ternyata mampu menunjukkan kemampuan tempur tingkat tinggi.
Di medan tempur Vietnam, opersasi Navy SEAL berada di bawah komando US Navy dan terbagi menjadi dua unit SEAL Team One dan SEAL Team Two.
Misi utama SEAL di Vietnam adalah melancarkan serangan sabotase terhadap infrastruktur Viet Cong (VC) yang berada di kawasan Sungai Bassac, Delta Mekong, Ruang Sat Zone, kota pelabuhan Saigon, dan lainnya.
Misi tempur awal SEAL di Vietnam langsung menunjukkan hasil yang signifikan seperti berhasil menghancurkan depot-depot air minum Viet Cong di Delta Mekong, menyita sejumlah dokumen penting Viet Cong di Rung Sat Zone dan sekaligus menghancurkan markas VC.
Pada April 1967, SEAL dan sejumlah pasukan Vietnam Selatan melancarkan sergapan terhadap gerilya VC di sepanjang sungai Vam Sat.
Setelah terjadi pertempuran sengit, kali ini SEAL harus mengakui kehebatan lawannya. Tiga personel gugur dan 12 orang lainnya terluka.
Korban tewas ini merupakan korban besar bagi SEAL untuk pertama kalinya di kancah medan Perang Vietnam. Tapi operasi SEAL jalan terus.
Pada bulan Juli, SEAL Team One yang terbagi dalam sejumlah pleton melancarkan Operation Draft II bekerjas ama dengan unit 1st Cavalry Regiment untuk melaksanakan misi sabotase di Pantai Saigon.
Bulan berikutnya, ketika musim hujan lebat tiba, di kawasan Rung Sat Zone, SEAL berhasil menenggelamkan armada kapal Viet Cong yang ditambatkan di pinggir sungai.
Memasuki Januari 1968 SEAL terus melaksanakan misi tempurnya, khususnya di kawasan Nha Be yang merupakan markas besar Viet Cong.
Dalam misi ini, tim SEAL, Golf Detachment, berhasil menghancurkan sejumlah bunker VC.
Dua bulan kemudian serangan SEAL berhasil menghancurkan pabrik senjata Viet Cong, menenggelamkan sejumlah perahu junk Viet Cong, dan menyita berbagai senjata dan amunisi Viet Cong.
Dalam misi ini SEAL bekerjasama dengan pasukan khusus SAS dari Selandia Baru dan Australia.
Kerjasama antar pasukan khusus itu tak menghadapi kendala karena baik tim SAS Selandia Baru maupun Australia mempunyai taktik tempur yang sama dengan SEAL.
Tugas SEAL makin meningkat saat Viet Cong dan pasukan Vietnam Utara melancarkan serangan ofensif besar-besaran, yaitu Tet Offensive pada 31 Januari 1968.
Sejumlah pleton AL diterjunkan di kawasan ChauDoc dan perbatasan Kamboja yang saat itu digempur oleh 4.000 pasukan VC.
Tugas utama SEAL adalah menghancurkan kamp-kamp Viet Cong dan melumpuhkan pasukan VC yang bertugas menjaga kamp.
Dalam misi itu SEAL berhasil menyita pabrik pembuatan granat dan sejumlah senjata berat lainnya.
Tapi misi SEAL pada tahun 1968 harus dibayar mahal karena sembilan anggotannya telah gugur.
Awal tahun 1969 Perang Vietnam mulai dibahas di Paris dalam Paris Peace Talk hingga kemudian menghasilkan solusi gencatan senjata.
Tapi solusi Paris itu ternyata tak begitu berpengaruh kepada SEAL. Operasi rahasia terus dilanjutkan dan pelatihan untuk menghadapi Viet Cong pun dilanjutkan.
Hasil pelatihan itu mulai dipraktikkan.
Peleton SEAL bersama pasukan Vietnam Selatan yang telah dilatih khusus berhasil menghancurkan infrastruktur politik dan jaringan komunikasi Viet Cong.
Mereka bahkan berhasil menangkap sejumlah tokoh politik Viet Cong yang sedang berlayar di kawasan Delta Mekong.
Pada 14 Maret enam anggota SEAL dan tiga personel Vietnam Selatan yang dipimpin Letnan Josep Kerrey melancarkan operasi rahasia di sebuah pulau tempat markas rahasia Viet Cong.
Untuk menguasai markas, tim SEAL mendapatkan perlawanan sengit sehingga menyebabkan sejumlah personel luka termasuk Letnan Josef Kerrey.
Baca Juga: Manfaat Jahe, Kunyit, Sereh, dan Wortel, Simak Cara Buat Sup Berikut!
Atas keberanian dan keberhasilan operasi, Letnan Kerrey kemudian mendapat penghargaan militer tertinggi, Congressional Medal of Honour.
Pasca Perang Vietnam, Josef Kerrey melanjutkan karier politiknya di AS dan terpilih sebagai gubernur Nebraska dan kemudian anggota senat.
Bulan Juni atas desakan rakyat AS yang gencar melancarkan demo antiperang Vietnam, Presiden Nixon memutuskan untuk memulangkan sebanyak 25.000 tentara AS.
Tapi sekali lagi keputusan politis Nixon itu tak berpengaruh ke tim SEAL dan sejumlah operasi militer terus dilanjutkan.
Selama tahun 1969 ratusan operasi tempur telah dilancarkan dan menyebabkan gugurnya dua anggota SEAL.
Hingga Perang Vietnam berakhir lebih dari 4.000 misi tempur telah dijalankan oleh SEAL.
Sebanyak 48 anggota SEAL gugur. Semua anggota SEAL yang gugur berhasil dibawa pulang ke AS.
Banyaknya anggota SEAL yang gugur itu menunjukkan bahwa pasukan elit US Navy ternyata berhasil dibuat babak belur oleh Viet Cong. (Ade Sulaeman)
Baca Juga: Di Asia Tenggara Nomer 1, Peringkat ke Berapa Indonesia di antara Militer Paling Kuat di Asia?
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari