Advertorial
Intisari-online.com - China telah banyak menebar pengaruh hampir di banyak negara kecil di dunia.
Terbaru China juga melebarkan sayapnya untuk menebar pengaruh di sebuah negara kecil terletak di Amerika Latin.
Menurut 24h.com.vn, pada Minggu (15/11/20), China mendanai peralatan keamanan untuk polisi dan pasukan militer.
Hingga membangun pusat budaya China di negara tersebut.
Hal itupun membuat Amerika merasa gelisah dan khawatir dengan kemesraan hubungannya dengan China.
Selain itu, negara kecil ini juga mengangkut sejumlah besar alat tes, masker, dan ventilator ke area ini.
Untuk membantu pemerintah menghadapi pandemi Covid-19, upaya yang tenang namun tegas dalam memperluas pengaruhnya.
Menurut keterangan negara kecil yang dimaksud tersebut adalah Karibia, sebuah negara yang nyaris tak diketahui banyak orang.
Karibia relatif kecil dan sebagian besar negara kekurangan cadangan mineral dan bahan mentah lainnya, sesuatu yang menarik perhatian China.
Namun, menurut analis, kawasan ini memiliki kepentingan strategis sebagai pusat logistik, perbankan dan komersial.
Serta dapat memiliki nilai keamanan yang tinggi dalam konflik militer karena terletak di dekat Amerika.
Upaya China di Karibia merupakan bagian dari strategi globalnya untuk menjalin hubungan ekonomi dan diplomatik yang mendalam di seluruh dunia, sebagian melalui pembangunan proyek.
Infrastruktur utama negara ini sebagai bagian dari Belt and Road Initiative yang ambisius.
Selain itu, pendorong utama strategi Karibia China adalah untuk menarik negara-negara yang secara resmi mengakui Taiwan, bukan China.
Profesor Richard Bernal di Universitas India Barat (Jamaika) dan mantan Duta Besar Jamaika untuk AS mengatakan sebagian besar negara ini terletak di Karibia dan Amerika Latin.
Minat China yang meningkat di Karibia muncul pada saat negara-negara di kawasan membutuhkan bantuan untuk membangun infrastruktur mereka.
Namun, karena mereka negara berpenghasilan menengah, mereka kesulitan mengakses pendanaan untuk pembangunan dan konstruksi.
Menurut data dari organisasi penelitian Inter-American Dialogue yang berbasis di Washington, pemerintah China telah memberikan pinjaman berbunga rendah dengan total lebih dari 6 miliar dollar AS selama 15 tahun terakhir.
Pinjaman ini digunakan untuk proyek infrastruktur skala besar dan inisiatif lainnya di Karibia.
China juga telah memperluas pengaruhnya di Karibia melalui kerja sama keamanan, termasuk menyediakan peralatan untuk pasukan militer dan polisi.
Melaksanakan proyek penjangkauan budaya, seperti jaringan luas Institut Konfusius.
Lembaga-lembaga ini menawarkan kurikulum bahasa dan budaya, tetapi telah lama dituduh sebagai propaganda kepada pemerintah Tiongkok.
Pandemi Covid-19 membantu China memperkuat hubungan ini lebih jauh dengan menyumbangkan atau menjual alat pelindung diri.
Langkah ini dikenal sebagai "diplomasi topeng". Pada bulan Juli, Menteri Luar Negeri China Wang Yi berjanji untuk memberikan pinjaman vaksin senilai 1 miliar dollar AS ke Karibia dan Amerika Latin.