Advertorial

Dengar Calon Menham AS Ancam Tenggelamkan Semua Kapal China di Laut China Selatan, Pemerintah China Cuek, 'Amerika Tidak Punya Nyali Lawan Kami!'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - CalonMenteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden AS terpilih, Joe Biden, buat pernyataan mengejutkan.

Di mana diamenyarankan pasukanAS harus ditempatkan di Laut China Selatan untuk meningkatkan pencegahan.

BahkanFlournoy menyerukan agar pasukan AS menenggelamkan seluruh kapal China di Laut China Selatan.

Dengan begitu,Washington tidak akan kehilangan kemampuan untuk melawan agresi militer Beijing di perairan yang diperebutkan.

Baca Juga: Bak Jilat Ludahnya Sendiri, Donald Trump Batal Akui Kemenangan Joe Biden, 'Dia Menang Karena Pemilu Dicurangi, Kamilah yang Akan Menang'

Akan tetapi pemerintah China tak percaya.

Media pemerintah China sekali lagi melancarkan serangan pedas terhadap AS dan sekutu Baratnya menyusul tindakan keras terbaru Beijing terhadap oposisi pro-demokrasi di Hong Kong.

MelansirExpress.co.uk, The Global Times- media harian yang dikelola pemerintah China - telah menerbitkan editorial yang mengklaim Barat "tidak akan berhasil" dengan tekanan yang diterapkan pada China atas pelanggaran hak asasi manusia.

Surat kabar tersebut juga memperingatkan bahwa Barat tidak "punya nyali" untuk menghadapi China.

Baca Juga: Baru Jadi Calon Menteri Pertahanan AS, Wanita Ini Sudah Buat China Ketar-ketir Gara-gara Ancamannya Ini, 'ASAkan Tenggelamkan Seluruh Kapal China di Laut China Selatan'

Ucapan selamat yang hangat itu datang setelah seminggu China berdiam diri terhadap hasil Pemilu AS.

Express.co.ukmemberitakan, China sepertinya menanti untuk melihat pandangan apa yang akan diambil Biden tentang kebijakan luar negeri AS.

Akan tetapi, para ahli yakin dia tidak akan mengubah arah kebijakan sehingga tidak akan mengakhiri ketegangan antara Washington dan Beijing.

Presiden terpilih, yang akan menggantikan Trump di Gedung Putih pada Januari 2021 mendatang, telah berjanji bahwa AS akan membela pelanggaran China atas hak asasi manusia, ekspansionisme militer, dan praktik perdagangan yang tidak fair.

Selama beberapa bulan terakhir, pemerintahan Donald Trump telah memberikan dukungannya di belakang para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.

AS, seperti halnya Inggris dan Jerman, minggu ini mengecam pengusiran empat anggota parlemen pro-demokrasi China dari badan Dewan Legislatif Hong Kong.

Langkah dari Beijing memicu reaksi marah.

Sehingga memicu pengunduran diri semua menteri pro-demokrasi yang tersisa di parlemen sebagai bentuk aksi protes.

Kini,The Global Timesmengklaim bahwa semua kritik dari Barat sebenarnya tidak ada artinya.

Baca Juga: Covid Hari Ini 16 November 2020: Kasus di Tanah Air Nyaris 500.000 Kasus, di AS Tembus 11 Juta Kasus, Lockdown Terjadi di Mana-mana

Surat kabar itu menulis: "Apakah ada negara Barat yang berpikir bahwa ia memiliki kemampuan untuk menekan China agar menyerah?"

"Tidak sama sekali."

"Pasukan Barat memiliki pertimbangan yang cukup rumit dan egois ketika mereka melangkah di perairan berlumpur soal Hong Kong."

"Mereka ingin menahan China dengan mengacaukan Hong Kong."

"Tetapi mereka tidak mungkin mengorbankan kepentingan mereka sendiri untuk mencari dominasi atas urusan Hong Kong."

The Global Timesjuga menulis: "Mereka tahu bahwa mereka tidak akan berhasil, juga tidak punya nyali untuk melakukan itu."

"Tidak ada kekuatan eksternal yang dapat menjadi pengungkit untuk membantu oposisi menantang pemerintah pusat secara konstitusional."

Trump tidak dijadwalkan untuk meninggalkan Gedung Putih selama dua bulan setelah kekalahannya dalam pemilihan umum AS dari Biden.

Namun selama waktu itu, Presiden AS saat ini masih dapat memperluas tindakan Amerika terhadap Hong Kong.

Setelah pemilihan AS, pemerintahan Trump memberlakukan sanksi baru pada mereka yang berasal dari China dan Hong Kong yang diyakini terlibat dalam mengikis otonomi terbatas wilayah itu.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga Lagi, Sudah Dipaksa Kalah Perang dari Azerbaijan dan Ribuan Tentaranya Tewas, Kini Armenia Hadapi Krisis Besar, Warga: Kami Merasa Ditipu!

Laporan berikutnya dari Departemen Luar Negeri tentang otonomi Hobng Kong akan diterbitkan dalam beberapa minggu mendatang.

Hal ini dapat memicu sejumlah sanksi lain terhadap individu dan perusahaan terkait dengan semakin terkikisnya hak asasi manusia di Hong Kong.

Namun dalam peringatan lebih lanjut, Pemerintah China dan media pemerintahnya telah berjanji untuk tetap berpegang pada masalah tersebut.

The Global Timesjuga menulis: "Hong Kong telah kembali ke China."

"Oposisi Hong Kong harus melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh rakyat China."

"Jika mereka menolak kembalinya Hong Kong, mereka lebih baik bermigrasi ke negara-negara Barat yang mereka sembah."

(Barratut Taqiyyah Rafie)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "China: AS tak punya nyali menghadapi Beijing!")

Baca Juga: Bukan Hal Mustahil Negera Sekelas Indonesia Bisa Kalahkan Amerika, Jusuf Kalla Ternyata Pernah Beberkan Rahasia Ini Supaya TNI Bisa Kalahkan AS, Ini Kuncinya

Artikel Terkait