Jenkins, di bawah tekanan ekstrim, menyelipkan informasi itu ke kontaknya di CIA. Dia segera ditegur oleh atasannya.
CIA juga kecewa. Ketika para agen melihat apa yang diserahkan Jenkins, mereka menyadari bahwa pihak Australia telah menahan informasi penting tentang pergerakan pasukan Indonesia di Timor Timur.
Mereka meminta lebih banyak dokumen dari Jenkins. Dia mencoba untuk mematuhinya, mengatakan kepada atasannya bahwa "tekanan dari CIA telah meningkat dan kuat".
Tetapi Jenkins tidak tahu bahwa dia sedang dimata-matai oleh karyawannya sendiri.
Penyelidikan hubungan Jenkins dengan CIA segera diluncurkan. Kemudian pada akhir Mei 1999, dia diseret untuk diinterogasi dan keluar dari pertemuan itu dengan terguncang.
“Ketika saya pertama kali melihatnya, dia jelas berada dalam tekanan yang sangat besar”, kata Noel Adams, mantan perwira intelijen Australia dan kolega Jenkins.
Setelah sesi tersebut, Jenkins mengirim email ke atasannya di Canberra yang mengatakan bahwa dia merasa telah dilecehkan. Dia mengatakan bahwa dia "marah dan frustrasi" dan ingin membahas masalah tersebut dengan pejabat tinggi badan ketika dia kembali ke Australia pada bulan Agustus.
Namun, dia tidak pernah kembali. Dua hari setelah mengirim catatan tersebut, dia meninggal, tergantung di tali di garasinya, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-48.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR