Dia mengatakan para pejabat Korea Utara kekurangan sarana untuk melacak penyebaran penyakit yang dikenal di dalam negeri sebagai "penyakit hantu".
"Mereka tidak memiliki alat penguji yang tepat," katanya.
Aktivis hak asasi manusia lain yang berbasis di Korea Selatan mengatakan dia telah mengetahui bahwa beberapa mayat baru-baru ini dibakar setelah kasus dugaan virus corona yang melibatkan seorang pedagang yang diam-diam melakukan bisnis dengan China.
"Otoritas inspeksi pusat datang dari Pyongyang dan membakar semua jenazah," kata aktivis itu.
“Penduduknya sangat cemas,” katanya.
Sementara pada bulan lalu, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengatakan tidak ada orang di negaranya yang tertular virus tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengatakan kepada NK News bahwa hampir 3.400 warga Korea Utara telah dites penyakit itu pada pertengahan September.
Dan hasilnya negatif.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR