“Salah satu informasi yang lebih mengkhawatirkan yang datang kepada kami adalah bahwa pemerintah Korea Utara sama sekali tidak menyediakan makanan atau obat-obatan kepada mereka yang dikebumikan di sana,” kata Peters.
“Jadi, terserah keluarga pasien yang dikarantina untuk datang ke tepi kamp dan membawa makanan."
"Ini untuk menjaga pasien yang dikarantina tetap hidup beserta bantuan kesehatan apa pun yang bisa mereka kerahkan, baik itu membeli obat yang dijual atau bahkan pengobatan rumahan yang dikumpulkan dari lereng gunung."
"Sumber saya menunjukkan banyak orang di kamp-kamp ini telah meninggal."
"Tidak hanya karena pandemi tetapi juga karena kelaparan dan penyebab terkait," tambah Peters, yang kelompoknya mengirimkan pasokan medis dan lainnya ke Korea Utara.
Dia mengatakan laporan pengabaian yang sesuai dari orang-orang yang selamat dari kamp-kamp penjara rezim jahat, di mana "menyediakan makanan dalam jumlah yang benar-benar minimum" adalah rutin dan narapidana sering mati kelaparan tanpa bantuan dari keluarga mereka.
"Singkatnya, menurut saya situasi yang berkaitan dengan Covid-19 di Korea Utara sangat serius," katanya.
David Lee, seorang pendeta yang berbasis di Seoul yang bekerja dengan para pembelot Korea Utara, mengatakan para pengungsi telah melaporkan kasus orang dengan gejala virus corona.
Lalu mereka dipaksa untuk diisolasi atau ditampung di rumah mereka tanpa makanan atau dukungan lain dan dibiarkan mati.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR