Advertorial
Saat dunia menyaksikan pemilihan AS, daya tarik Amerika berkurang
Intisari-Online.com - Saat ini, seluruh dunia tengah menatap Amerika Serikat (AS).
Sebab, negara adidaya itu tengah menghitung hasil pemilihan presiden (pilpres) AS.
Dalam waktu dekat, kita akan tahu siapa Presiden AS berikutnya. Apakah Donald Trump atau Joe Biden.
Pertanyaannya, mengapa Presiden AS begitu penting hingga menarik perhatian dunia?
Dilansir daritheconversation.com pada Rabu (4/11/2020), pemilihan presiden AS selalu menarik perhatian dunia.
Sebagian karena tontonannya, tetapi juga karena ini adalah negara paling kuat di dunia yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam urusan internasional.
Atau juga merupakan momen kekuatan budaya yang sangat besar yang memperbesar signifikansi global Amerika.
Bahkan beberapa pakar menyebut pilpres AS seperi menyaksikannasib dunia sedang dipertaruhkan.
Baik atau buruk, seluruh orang di dunia cenderung memandang Amerika Serikat melalui sosok presidennya.
Hal ini tentunya terjadi pada Donald Trump, yang sebelumnya sudah terkenal, berhasil menjadi Presiden AS ke-45.
Atau ketikaBarack Obama terpilih, para pendukungnya bersuka cita, sementara lawannya yakin itu berarti bencana.
Mundur lagi, ketikaGeorge W. Bush pertama kali terpilih, dan kemudian terpilih kembali, hal yang sama terjadi.
Ada pro dan kontra di setiap hasil pilpres AS berlangsung. Namun hasil itu tidak bisa mengubah fakta.
Namun Pilpres tahun 2020 ini sedikit berbeda.
Sebab terjadi di tengah pandemi virus corona (Covid-19) dan AS merupakan negara yang paling terkena dampaknya.
Ratusan nyawa melayang dan virus mematikan ini diduga tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Sehingga, siapa pun presiden baru AS yang terpilih, mungkin bisa menyelesaikan masalah ini.
Apalagi adapersepsi bahwa AS yang dikenal sebagai negara pemimpin dunia perlahan demi perlahan menghilang.
Bahkanposisi global AS telah anjlok sejak terpilihnya Trump dan penurunan ini lebih sering dikaitkan dengan kepemimpinannya.
Sebuahsurvei Pew pada September 2020 menunjukkan peringkat "kepercayaan pada presiden AS" berkisar dari yang rendah 9% di Belgia hingga yang tertinggi 25% di Jepang.
Beberapa jajak pendapat internasional mengaitkan penurunan kepercayaan pada kepemimpinan Amerika dengan kesalahan penanganan pandemi virus corona oleh Trump, baik secara nasional maupun internasional.
Walau begitu, pemimpin bukanlah ikon, mereka adalah manusia.
Gagasan bahwa mereka akan membangun kembali masyarakat dengan cara yang lebih adil kepada satu kelompok sangat melebih-lebihkan kekuatan mereka mungkin akan terjadi.
Ingat, AStelah lama berfungsi sebagai cermin global dengan banyak negara melihatnya sebagai lambang modernitas dan mengukur "kemajuan" negara mereka.
Mengutip darigeopoliticalfutures.com, Presiden AS memimpin negara berpenduduk 320 juta orang.
Perekonomian negara adalah sekitar 25 persen dari ekonomi dunia saat ini.
Lebih dari itu, Presiden AS tentu menjadi panglima militer tertinggi. Dan sudah jelas keputusannya akan menentukan nasib negara AS dan negara lain.