Advertorial
Intisari-Online.com - Negara mana saja yang menempati posisi teratas negara paling korup di dunia di mata warga dunia?
Korupsi merupakan salah satu penghambat kemajuan suatu negara, bahkan menyebabkan kemiskinan dan penderitaan rakyatnya.
Masalah yang satu ini terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Dikutip Kompas.com, Henry Campbell Black dalam Black's Law Dictionary menjabarkan korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud memberikan beberapa keuntungan yang bertentangan dengan tugas dan hak orang lain.
Korupsi adalah perbuatan seorang pejabat atau seorang pemegang kepercayaan yang secara bertentangan dengan hukum.
Mereka secara keliru menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bertentangan dengan tugas dan hak orang lain.
Sementara menurut KBBI, korup diartikan sebagai buruk, rusak, busuk. Arti lain korup adalah suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya; dapat disogok (memakai kekuasannya untuk kepentingan pribadi).
Ternyata, di antara 10 negara paling korup di dunia di mata warga dunia tahun 2020, salah satunya adalah negara Asia Tenggara, lalu negara mana saja?
Melansir US News, Transparency International, organisasi nonpemerintah yang berbasis di Jerman, mengungkap 10 negara terkorup di dunia berdasarkan persepsi warga dunia.
Versi terbaru Indeks Persepsi Korupsi organisasi tersebut juga menyatakan bahwa kegagalan untuk mengendalikan korupsi secara signifikan memicu krisis global dalam demokrasi.
Kolombia dianggap sebagai negara paling korup di dunia, menurut peringkat Negara Terbaik 2020, sebuah karakterisasi dari 73 negara berdasarkan survei terhadap lebih dari 20.000 warga dunia.
Dalam survei tersebut, responden menjawab seberapa dekat mereka mengaitkan masing-masing negara dengan istilah "korup", yang artitepatnya diserahkan kepada interpretasi mereka sendiri.
Atribut tersebut diperhitungkan dalam peringkat Negara Terbaik untuk transparansi, serta negara terbaik untuk berinvestasi dan bermarkas di perusahaan.
Kolombia, yang diperkirakan menghabiskan $ 14 miliar per tahun dalam biaya terkait korupsi, mengalami gelombang protes anti-pemerintah mulai akhir November.
Serangkaian pemogokan baru bisa terjadi setelah para pemimpin protes bertemu dengan pejabat pemerintah akhir bulan ini.
Meski negara tersebut terkenal dengan skandal politik selama puluhan tahun, para pemilih baru-baru ini memilih Claudia López, anggota partai hijau Kolombia dan aktivis terkemuka, sebagai walikota Bogota.
López adalah wanita pertama dan individu gay terbuka yang menjadi walikota ibu kota Kolombia.
Kemudian, Meksiko yang dikenal dengan kartel obat bius yang mematikan, mengikuti Kolombia sebagai negara paling korup nomor 2 di peringkat tahun 2020.
Selanjutnya ada Ghana , Myanmar, Guatemala , Arab Saudi, Brasil , Kenya ,dan Bolivia juga masuk 10 besar.
Pemerintah sementara Bolivia mengumumkan pada Januari bahwa mereka akan menyelidiki hampir 600 mantan pejabat yang bekerja di bawah Evo Morales, yang mengundurkan diri dari kepresidenannya pada November.
Sementara itu Rusia yang telah dituduh mencampuri pemilu dan doping Olimpiade, menempati posisi ke 10 dalam daftar ini tahun 2020 setelah menduduki peringkat 12 pada 2019.
Di bawah ini adalah daftar 10 negara yang dianggap paling korup.
1. Kolumbia2. Meksiko3. Ghana4. Myanmar5. Guatemala6. Arab Saudi7. Brazil8. Kenya9. Bolivia10. Rusia
Korupsi yang Tumbuh Subur di Myanmar
Melansir Anadolu Agency, Korupsi bukanlah hal baru di Myanmar. Negara ini digolongkan sebagai negara paling korup di dunia oleh beberapa badan pemantau korupsi sementara diperintah oleh junta militer selama hampir setengah abad.
Disebut bahwa berkat perbaikan setelah serangkaian reformasi yang diperkenalkan oleh pemerintah kuasi-sipil sejak 2010, situasi melawan korupsi mulai membaik.
Namun, korupsi jelas masih menjadi fenomena yang tumbuh subur di masyarakat Myanmar, terutama di departemen pemerintahan.
Nyo Nyo Thin, pendiri Yangon Watch, yang berfokus pada pemantauan proyek-proyek yang didanai pemerintah, mengatakan masyarakat masih harus membayar suap kepada pejabat untuk menyelesaikan prosedur yang rumit.
Dia memberi tahu Anadolu Agency bahwa mereformasi mekanisme administrasi saat ini sangat penting dalam mengatasi kebiasaan buruk ini.
"Apa yang terjadi sekarang, adalah staf dan pejabat tidak akan menanggapi permintaan Anda tepat waktu kecuali Anda membayar suap," katanya.
“Enggak mau pusing, jadi bayar (suap),” imbuhnya, menekankan bahwa proses pengadaan yang sederhana dan transparan akan mengurangi peluang terjadinya praktik korupsi di pemerintahan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh ACC awal tahun ini mendukung bahwa korupsi berkembang pesat di kalangan staf pemerintah.
Berdasarkan survei yang dirilis Mei lalu, 90% masyarakat yang ikut serta menjawab bahwa mereka mengalami kesulitan dalam berbisnis dengan pemerintah kecuali mereka menyuap pejabat.
“Korupsi skala kecil dan menengah sangat sistematis dalam mekanisme administrasi,” kata Kyaw Soe, juru bicara ACC.
Dalam kebanyakan kasus, pejabat tinggi melindungi yang lebih rendah karena mereka menerima sebagian dari suap, katanya kepada Anadolu Agency.
Ia menambahkan bahwa hal tersebut mempersulit pembuktian korupsi di pemerintahan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari