Advertorial

Anggota Parlemen UEA Sebut Hamas dan PA Korup Juga Pembunuh, Beberkan Cara Ini yang Dapat Hentikan Mereka

Khaerunisa

Penulis

Baru-baru ini Dherar Belhoul Al Falasi, anggota Dewan Federal UEA, menjelaskan persepsi Israel di dunia Arab, serta posisi UEA terhadap Palestina
Baru-baru ini Dherar Belhoul Al Falasi, anggota Dewan Federal UEA, menjelaskan persepsi Israel di dunia Arab, serta posisi UEA terhadap Palestina

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, UEA menjadi perbincangan dunia lantaran normalisasi hubungannya dengan Israel.

Sementara baru-baru ini Dherar Belhoul Al Falasi, anggota Dewan Federal UEA, menjelaskan persepsi Israel di dunia Arab, serta posisi UEA terhadap Palestina dan para pemimpinnya.

Hal tersebut disampaikannya dalam wawancara dengan koresponden i24News Timur Tengah Adi Kopelwitz.

Melansir The Jerusalem Post (27/10/2020), Dherar Belhoul Al Falasi menyatakan bahwa Emirat Arab berkomitmen kepada rakyat Palestina, bukan kepada Hamas dan Otoritas Palestina.

Baca Juga: Pantas Sangat Terburu-buru, Perdamaian Sudan-Israel Ternyata Bukan Diambil Pemerintah Terpilih, Semata Hanya Demi Puaskan Mata-mata Asing

Ia mengatakan bahwa Hamas dan Otoritas Palestina (PA) sebagai korup dan pembunuh.

Parlemen UEA tersebut menjelaskan selama wawancara bahwa kemarahan Palestina terhadap UEA terjadi karena UEA berhenti membayar pada mereka.

Ketika ditanya oleh i24News apakah menurutnya perjanjian telah ditandatangani, dan UEA ingin memimpin mediasi antara Israel dan Palestina, Falasi menjawab bahwa negaranya telah berbuat cukup.

"Uni Emirat Arab berkomitmen untuk tujuan: untuk rakyat Palestina, dan bukan untuk Hamas dan bukan untuk PA. Keduanya korup; keduanya pembunuh," katanya.

Baca Juga: Kucing Peliharaan Jatuhkan Makhluk di Lantai, Tak Disangka Ternyata Ular Berkepala Dua, Begini Kondisi Ular Tersebut

"Sekarang kemarahan terhadap UEA, baik dari PA maupun Hamas, telah dibuat karena kami telah berhenti membayar. Kami ingin membayar dan kami akan membayar orang-orang. Bukan Hamas dan PA," ungkapnya.

"Saya pikir sekarang UEA sudah cukup [dan] Arab Saudi sudah cukup.

"Tapi setiap kali, mereka kehilangan kesempatan dengan menolak untuk bernegosiasi, dan mereka kehilangan lebih banyak, dan mereka kehilangan lebih banyak, dan mereka kehilangan lebih banyak."

"Sekarang saya pikir sudah waktunya mereka duduk dan bernegosiasi," kata Falasi.

Baca Juga: Pemerintah Tolak Permintaan KSPI Kenaikan Upah Minimum untuk Tahun Depan, Sri Mulyani Jelaskan Sebabnya: Kita Tak Mau Ada PHK Lagi…

Kopelwitz juga menanyakan pendapatnya tentang kebijakan pengiriman uang Qatar ke Otoritas Palestina selama dua tahun terakhir.

Falasi pun mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pendanaan teroris.

"Itu terorisme dan mereka mendanainya, "jawabnya.

"Apakah itu pendanaan teroris atau tidak? Secara hukum, jika Anda mendanai mereka - Anda dianggap mendanai terorisme," ujarnya.

Baca Juga: Gunakan Makanan dan Minuman Ini sebagai Obat Penurun Panas, Pasti Disukai Anak-anak!

"Saya pikir mereka sangat terlibat dalam [terorisme] sehingga mereka tidak bisa berhenti sekarang. Itu adalah sapi dan mereka memerahnya," tambah Falasi.

Menurut Falasi, Qatar selalu membayar Hamas dan situasi akan berbalik melawan mereka.

"Di Qatar sekarang Anda memiliki kepemimpinan Hamas, kepemimpinan Taliban, dan yang paling berbahaya -Ikhwanul Muslimin- yang kepemimpinannya ada di sana," jelasnya.

Falasi mengatakan, menurutnya cara memerangi terorisme adalah dengan menguras sumber dana.

"Begitu Anda melakukannya, Anda akan memberantas terorisme. Kami tahu Hamas itu teroris," pungkasnya.

Baca Juga: Pemerintah Tolak Permintaan KSPI Kenaikan Upah Minimum untuk Tahun Depan, Sri Mulyani Jelaskan Sebabnya: Kita Tak Mau Ada PHK Lagi…

(*)

Artikel Terkait