Advertorial
Intisari-Online.com - Harian New York Times mengabarkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut mempunyai rekening bank di China.
Trump dikabarkan melakukan proyek di negara itu selama bertahun-tahun.
Kabar itu dirilis setelah sang petahana menyebut rivalnya di Pilpres AS, Joe Biden, hanya akan membuat Beijing kuat.
Berdasarkan laporan The Times, akun itu dikelola oleh Trump International Hotels Management, di mana mereka membayar pajak pada 2013 sampai 2015.
Berdasarkan pernyataan juru bicara Trump, mereka membuat rekening bank di sana untuk "mengeksplorasi potensi terkait kesepakatan hotel di Asia".
Laporan dari New York Times itu muncul setelah dalam beberapa hari terakhir, presiden 74 tahun itu menyerang Biden dan anaknya, Hunter.
Dalam tudingannya, Hunter akses sang ayah kepada Ukraina dan China ketika dia masih menjabat wakil presiden pada era Barack Obama.
Namun berdasarkan pemberitaan, petahana yang malah membangun kantor di "Negeri Panda" saat menjabat.
Dia disebut bekerja sama dengan perusahaan milik negara.
Disebutkan bahwa perusahaannya selama 2013-2015 membayar pajak kepada China sebesar US$ 188.561, atau sekitar Rp 2,7 miliar.
Pengacara Trump Organization Alan Garten menyatakan, mereka membuka rekening itu dengan bank China yang membuka kantor di "Negeri Uncle Sam".
Kantornya tidak aktif
Dilansir BBC dan AFP Rabu (21/10/2020), Garten menyebut tidak ada kesepakatan, transaksi, maupun kegiatan bisnis di kantor tersebut.
"Sejak 2015, kantor itu tidak aktif. Meski rekeningnya masih terbuka, tidak pernah digunakan untuk hal lain," jelas Garten, Si pengacara juga menyebut laporan dari New York Times "hanyalah spekulasi murni" dan mengeklaim hanyalah sebuah "asumsi yang tak benar".
Presiden dari Partai Republik tersebut mempunyai sejumlah bisnis, baik di AS maupun luar negeri.
Setidaknya ada dua negara yang diketahui. Yakni Irlandia dan Skotlandia di mana dia mempunyai padang golf.
Selain itu, Trump juga mengelola jaringan botel bintang lima. The Times memberitakan, presiden ke-45 dalam sejarah AS itu mempunyai rekening bank di Inggris, Irlandia, dan "Negeri Panda".
Pada Agustus, Trump menyatakan dia berinisiatif untuk memberikan kelonggaran pajak kepada perusahaan AS, dengan syarat mereka memindahkan perusahaannya dari China.
Dia juga mengancam bakal mencabut kontrak pemerintah dengan perusahaan yang masih mempekerjakan pegawai outsource dari "Negeri Panda".
Dalam pidatonya, dia berseloroh bakal menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan dalam 10 bulan.
"Saatnya menghentikan kebergantungan dari China," kata dia.
Namun dalam laporan The Times, sang presiden ingin membangun bisnisnya di sana, di mana pada 2012 dia mendirikan kantor di Shanghai.
Berdasarkan catatan pajaknya, Trump menyuntikkan setidaknya US$ 192.000 (Rp 2,8 miliar) ke lima perusahaan berbeda untuk mendapatkan tender.
Perusahaan tersebut mengklaim setidaknya US$ 97.400 (Rp 1,4 miliar) dalam biaya bisnis sejak 2010, termasuk pembayaran untuk pajak dan pembukuan hingga 2018.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terungkap, Trump Ternyata Punya Rekening Bank di China"