Advertorial
Intisari-Online.com - Presiden AS Donald Trump baru saja sembuh dari infeksi virus corona, namun ia tampaknya masih menganggap remeh dalam menangani virus tersebut.
Trump mengatakan AS akan berada dalam depresi besar jika dia mendengarkan nasihat dari ilmuwan.
Trump menyinggung berbagai saran ilmuwan dan pakar epidemiolog mengenai penanganan pandemi Covid-19 di AS.
Dikutip dari New York Post, Trump membuat prediksi ekonomi dalam kampanyenya di Carson City, Nevada Minggu (18/10/2020) lalu.
Menurutnya, AS akan mengalami Depresi Besar lagi jika Joe Biden terpilih sebagai presiden.
"Dia akan mengunci (lockdown). Orang ini ingin mengunci," kata Trump tentang Biden.
Dia mengacu pada kebijakan lockdown untuk menanggulangi wabah corona.
"Dia (Biden) akan mendengarkan para ilmuwan."
"Jika saya benar-benar mendengarkan para ilmuwan, kita sekarang akan memiliki negara yang akan mengalami depresi besar," tambah Trump.
Presiden mengatakan bahwa sebaliknya AS akan segera pulih jika berada di bawah pemerintahannya.
"Kami seperti kapal roket. Coba lihat angkanya," kata Trump kepada kerumunan.
Menurut laporan New York Post pada Minggu (18/10/2020), AS sudah kehilangan 220.000 warganya karena pandemi corona.
Negeri Paman Sam mengalami kematian paling banyak akibat virus ini dibanding negara lain.
Sama dengan angka kematiannya, kasus infeksi di AS juga yang paling banyak di dunia.
Menurut Worldometers pada Senin (19/10/2020), AS mencatat 8.388.012 infeksi dengan 224.732 kasus kematian.
"Pemilihan ini adalah pilihan antara pemulihan super Trump, yang kita hadapi sekarang, atau depresi Biden," kata presiden itu kepada pendukungnya.
"Depresi, ingat saja kata itu," katanya.
Di sisi lain, klaim Trump itu dibantah pihak pemenangan Joe Biden.
Andrew Bates, juru bicara kampanye Biden membantah klaim Trump.
Dia mengatakan, presiden lah yang harus disalahkan karena sudah melemahkan ekonomi.
"Donald Trump merongrong ekonomi kuat yang diwarisi dari Pemerintahan Obama-Biden dengan terus mengabaikan dan menyerang peringatan dari para ahli ilmiah dan medis yang bekerja sepanjang waktu untuk menyelamatkan nyawa," kata Bates kepada Axios dalam sebuah pernyataan.
Dilansir NBC News, saat berkampanye pada Minggu pagi di Durham, North Carolina, Biden menyoroti peningkatan jumlah kasus Covid-19.
Doketahui pada Jumat lalu, AS mengalami lonjakan kasus infeksi harian tertinggi sejak akhir Juli.
Kemudian, dia menyoroti pernyataan Trump yang terkesan meremehkan wabah ini.
"Namun, pada suatu malam, Trump berkata dalam salah satu aksi kampanye, 'kami telah berbelok di tikungan'," kata Biden.
"Seperti yang kakekku katakan, orang ini akan pergi jika dia mengira kita sudah berbelok di tikungan.
"Segalanya menjadi lebih buruk. Dia terus berbohong kepada kita tentang situasinya," ujar Joe Biden.
Mengacu pada pernyataan Trump yang mengatakan kepada jurnalis Bob Woodward bahwa dia telah meremehkan tingkat keparahan virus sehingga orang tidak panik, Biden berkata: "Rakyat Amerika tidak panik, Trump yang panik."
Ika Nur Cahyani
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Donald Trump: Amerika Serikat Akan Depresi Besar jika Saya Mendengarkan Ilmuwan