Advertorial
Intisari-Online.com- Konflik China-Taiwan masih terus berlanjut hingga saat ini.
Keduanya kini saling melengkapi persenjataan mereka untuk mengantisipasi serangan dari masing-masing pihak.
Baru-baru ini, pesawat pembom H-6N China dilaporkan membawa Rudal terbaru mereka, rudal hipersonik, DF-17.
Jika dijatuhkan di Taipe, rudal tersebut dipastikan bakal meluluhlantakan Kota Taipe.
Sebab, rudal DF-17 berbahan bakar padat tersebut memiliki ukuran panjang sekitar 11 meter, dan berat sekitar 15.000 kilogram.
Pembom terbaru Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), H-6N, baru-baru ini terlihat membawa rudal hipersonik, sejumlah media melaporkan.
Sebuah video yang beredar di platform media sosial China dan luar negeri selama akhir pekan lalu menunjukkan pendaratan pembom H-6N di pangkalan udara tak dikenal.
Pembom H-6N membawa rudal baru yang menyerupai bentuk DF-17, rudal hipersonik yang pertama kali China pamerkan kepada publik dalam parade Hari Nasional di Beijing, 1 Oktober 2019, di bawah perutnya, South China Morning melaporkan pada Senin (19/10).
Mengutip tangkapan layar video yang beredar, media Taiwan menyebutkan, rudal yang dibawa pembom H-6N tersebut memiliki panjang sekitar 13 meter dan diameter berkisar 1 meter.
Menurut Thedrive.com, profil unik berbentuk baji di bagian depan menunjukkan kemungkinan bahwa rudal yang dibawa pembom H-6N tersebut adalah sistem senjata hipersonik.
Dengan membawa rudal hipersonik, akan memungkinkan H-6N menjadi pembom strategis nyata yang mampu mencakup seluruh wilayah Indo-Pasifik dengan serangan udara yang tidak memiliki pertahanan, menurut analis militer China.
Bawa rudal pembunuh kapal induk
Pembom H-6N juga mampu membawa muatan yang sangat besar, termasuk drone berkecepatan tinggi hingga rudal balistik anti-kapal.
Termasuk, rudal anti-kapal DF-21D yang berjulukan pembunuh kapal induk.
Secara teknis, jika sebuah pesawat dapat meluncurkan rudal balistik, maka juga bisa meluncurkan rudal hipersonik.
Sebab, salah satu jenis rudal hipersonik biasanya terdiri dari pendorong roket yang digunakan pada rudal balistik tradisional dan kendaraan peluncur hipersonik.
Menurut para ahli militer, perbedaan utama antara rudal balistik tradisional dan rudal hipersonik hanyalah pada hulu ledaknya. Hulu ledak rudal hipersonik menggunakan sistem boost-glide.
Dibandingkan dengan pendahulunya H-6K, pembom H-6N dapat membawa lebih banyak bahan bakar dan bisa melakukan pengisian bahan bakar di udara, yang bisa memperluas radius serta jangkauan operasionalnya.
"Mengubahnya dari pembom jarak menengah hingga jarak jauh menjadi pembom strategis jarak jauh," kata Fu Qianshao, ahli penerbangan militer China, kepada Global Times.
Fu mengatakan, ketika dilengkapi dengan rudal balistik jarak jauh yang diluncurkan dari udara, H-6N bisa memperoleh jangkauan serangan yang lebih besar dan kemampuan penetrasi dibandingkan dengan rudal jelajah tradisional yang terbang dengan kecepatan subsonik.
"Serangan semacam ini tidak dapat dicegat," ujar Fu.
Kombinasi pembom H-6N dan rudal balistik dapat mencakup seluruh wilayah Indo-Pasifik, Fu menambahkan.
Pangkalan militer AS di Guam dan Pulau Wake akan berada dalam jangkauan, menurut thedrive.com.
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Pesawat Pembom China Ketauan Bawa Rudal Hipersonik, Taiwan Bisa KIAMAT Jika Dijatuhkan di Taipe