Advertorial
Intisari-Online.com – Menikah seharusnya menjadi sebuah kebahagiaan bagi pasangan suami-istri.
Seorang wanita seharusnya hanya menikah dengan satu orang pria saja dan hidup bahagia selamanya.
Tapi, bila sebuah negara ‘kekurangan wanita’, karena lebih banyak populasi pria yang ada, maka beginilah yang terjadi.
Tercatat per 31 Mei 2020, India berada di urutan kedua sebagai negara denganpopulasi terbanyak di dunia.
Di laporkan India memiliki 1,3 miliar populasi.
Walau begitu, India disebut-sebut sebagai salah satu negara dengan populasi wanita lebih sedikit daripada pria.
Salah satu yang menyebabkan hal itu terjadi adalah seringnya orangtua memilih untuk menggugurkan bayi perempuan mereka.
Alasannya mereka menganggap bahwa anak laki-laki lebih berharga dari anak perempuan.
Kini, setelah fenomena 'kekurangan wanita' terjadi di negara tersebut, hal lain pun menyusul.
Yaitu populernya poliandri di sana. Di mana para wanita dipaksa untuk menikahi banyak pria.
Dilansir dariGulf Newspada (10/9/2019), seorang wanita bernama Majida yang baru berusia 17 tahun menjadi salah satu 'korban' situasi tersebut.
Wanita ini dipaksa untuk menikah dengan seorang pria yang berprofesi sebagai pengemudi truk.
Bukan hanya itu saja, Majida pun dipaksa untuk berperilaku seperti seorang istri bagi saudara-saudara suaminya.
Saat Majida mencoba menolak, ia justru akan mendapatkan serangan fisik dan dirudapaksa.
Kisah itu dibagikannya kepadaThe Telegraphsekitar bulan Agustus 2019 kemarin.
"Mereka datang pada hari yang berbeda, mereka mendapat giliran, mereka memiliki hari-hari mereka," kata wanita muda itu kepada Telegraph.
Yang lebih menyedihkan, Majida melahirkan dua anak, tetapi dia tidak tahu siapa sebenarnya ayah dari bayi-bayi itu.
Kisah serupa dialami oleh wanita bernama Munni beberapa tahun lalu.
Sementara itu, dilansir dariReuters(27/10/2011), wanita bernama Munni dipaksa berhubungan badan dengan saudara-saudara suaminya hingga dia hamil.
Lebih mirisnya, bukan hanya suami Munni yang mendorongnya mau melakukan hal itu.
Mertua Munni juga melakukan hal yang sama.
"Suami saya dan orangtuanya mengatakan saya harus berbagi diri dengan saudara-saudara."
"Mereka membawa saya kapan pun mereka mau siang atau malam," ungkapnya.
Munni pun harus mengalami kekerasan saat ia berusaha menolak. Bahkan, sampai diusir dari rumah dan membuatnya harus tidur di luar.
Lebih parahnya, mereka bisa tega menuangkan minyak tanah ke atas tubuhnya.
"Kadang-kadang mereka mengusir saya dan membuat saya tidur di luar atau mereka menuangkan minyak tanah ke atas tubuh saya dan membakar saya," ungkap Munni.
Dikutip dariGulf News, sebuah studi 2011 yang dilakukan oleh Kantor Pusat Statistik India di bawah Kementerian Statistik dan Program mengatakan bahwa hampir tiga juta anak perempuan hilang di India karena pembunuhan bayi perempuan.
Diperkirakan 10 juta kelahiran wanita (500.000 setiap tahun) telah dibatalkan di India dalam 20 tahun terakhir.
The Population Research Institutemenemukan bahwa sekitar 15,8 juta anak perempuan telah terbunuh di dalam rahim melalui aborsi berdasarkan jenis kelamin di India sejak tahun 1990.
Aborsi berdasarkan jenis kelamin adalah ilegal, tetapi hukum itu diabaikan. (Khaerunnisa/Suar.ID)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari