Pertama, normalisasi tidak akan menghasilkan perdamaian.
Para pendukung pola normalisasi Teluk-Israel berpendapat hal itu akan membawa perdamaian regional ke "wilayah yang paling tidak damai di dunia".
Namun, tak satu pun dari perjanjian normalisasi baru-baru ini, termasuk perjanjian potensial Saudi-Israel, akan membahas “kelemahan mendasar” yang menyebabkan kekerasan dan ketidakstabilan di wilayah tersebut, termasuk di Israel, wilayah Palestina, dan Arab Saudi.
Baik Israel maupun Arab Saudi memiliki catatan yang sangat bermasalah terkait perlakuan terhadap warga sipil dalam peperangan semacam ini.
Kerja sama seperti ini tidak menjanjikan perdamaian.
2. Normalisasi tidak selalu memajukan kepentingan AS di Timur Tengah
Kedua, kesepakatan antara Israel dan Arab Saudi mungkin tidak sepenuhnya menguntungkan Amerika Serikat, karena kedua negara ingin Washington campur tangan di luar kewenangannya.
Kepentingan Israel dan Arab Saudi di kawasan ini tidak identik dengan Amerika Serikat; pada kenyataannya, kepentingan Israel dan Saudi tumpang tindih dengan cara yang tidak dilakukan oleh kepentingan AS.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR