Intisari-Online.com - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ternyata memiliki "harta karun" yang menjadi rebutan dua negara besar di dunia yaitu China dan Amerika Serikat (AS).
"Harta Karun" tersebut berasal dari mineral ikutan hasil penambangan pasir timah.
Sayangnya potensi tersebut hingga saat ini belum memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
Melansir asiatimes.com, rare earth, kata para ahli, merupakan unsur yang tidak langka di bumi.
Namun mengingat penggunaannya dalam segala hal, mulai dari ponsel cerdas hingga sistem pertahanan dan kedirgantaraan berteknologi tinggi, potensi harta karun ini segera menjadi hal besar berikutnya dalam penambangan Indonesia.
Indonesia tampaknya hanya memiliki cadangan yang terkurung dalam limbah batuan, atau tailing, yang tersisa dari penambangan timah selama berabad-abad di pulau Bangka dan Belitung, selatan Singapura .
Meskipun studi pendahuluan menunjukkan pasir timah milik perusahaan negara PT Timah mengandung 13 dari 17 unsur kimia dalam tabel periodik yang terdapat di dalam logam tanah jarang, penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk menentukan apakah ada dalam jumlah komersial.
Jika ya, itu akan menjadikan Indonesia pemain dalam industri yang dengan cepat menjadi titik api perang perdagangan baru antara Amerika Serikat dan China karena signifikansi strategisnya bagi berbagai teknologi sipil dan militer, termasuk laser dan peluru kendali presisi.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR