Advertorial

Ditemukan Dengan Cara Tak Terduga Batu Burik Berwarna Hitam Ini Ternyata Berharga Rp3 Miliar, Ilmuwan Menyebutnya Emas Mengambang, Ini Kelebihannya!

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pria itu awalnya menemukan benda misterius itu pada Maret tahun ini, namun tidak mengetahui benda apakah itu.
Pria itu awalnya menemukan benda misterius itu pada Maret tahun ini, namun tidak mengetahui benda apakah itu.

Intisari-online.com - Di dunia ini banyak sekali benda-benda dari alam yang memiliki harga fantastis.

Jadi siapapun, bisa menjadi kaya mendadak asal mendapatkan benda-benda tersebut.

Seperti yang dialami oleh pria asal Taiwan ini misalnya, mendadak kaya raya setelah temukan salah satu benda paling berharga di dunia.

Menurut 24h.com.vn, Sabtu (10/10/20), batuan tersebut memiliki berat 4 kg, ditemukan seorang nelayan di Pulau Anggrek di Taiwan.

Baca Juga: Dicap Sebagai Bekas Penjajah, Timor Leste Ternyata Pernah Minta Bantuan Penting Ini ke Indonesia, Militer Indonesia dan Dokter Khusus sampai Dikirim ke Timor Leste

Menurut Taiwan News sosok penemunya adalah nelayan dengan nama marga Li.

Pria itu awalnya menemukan benda misterius itu pada Maret tahun ini, namun tidakmengetahui benda apakah itu.

Dia menemukannya dengan cara tak terduga ketika sedang memancing di pantai dekat rumahnya.

Menurut Li bentuk batu tersebut cukup aneh, memiliki berat 4 kg, dan uniknya memiliki bau yang manis, jadi dia membawanya pulang.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Selain Bantu Azerbaijan Bombardir Armenia, Mendadak Presiden Turki Juga Perintahkan Pasukan Militernya Serbu Qatar, Apa Alasannya?

Setelah menemukan benda misterius itu, Li mengobrol dengan temannya kemudian memberi tahunya untuk meneliti batu itu.

Lalu Li mengirim spesimen kecil dari batu itu ke Universitas Nasional Kaohsiung, untuk teliti oleh para ilmuwan.

Pada tanggal 7 Oktober 2020, Chen Shi-Yie, profesor ilmu kehidupan di universitas itu akhirnya memecahkan misteri batu yang ditemukan Li,

Menurutnya batuan tersebut dipercaya adalah ambergris.

Dengan menggunakan metode resonansi magnetik nuklir (NMR), para ilmuwan memastikan bahwa Li telah menemukan harta karun yang langka.

Menurut Associate Professor Cheng, ambergris adalah zat lilin yang disekresikan dari usus paus sperma.

Pada umumnya dikenal sebagai "muntahan ikan paus" atau "emas mengambang".

Baca Juga: Sempat Gemparkan Indonesia Kisah Selamet Pemuda 16 Tahun Nikahi Nenek Rohaya 71 Tahun, Baru-Baru Ini Kabar Keduanya Muncul di Situs Berita Vietnam, Apa yang Diberitakan?

Ambergris adalah bahan baku yang digunakan dalam produksi parfum dan dibeli dengan harga yang sangat tinggi di pasaran.

Saat ini, harga pasar internasional untuk ambergris adalah sekitar 50.000.

Jadi, dengan berat ambergis 4 kg Li menemukan harta karun senilai hingga 210.000dollar AS atau sekitar Rp3 miliar.

Tuan Li berbicara tentang menjual ambergris dan menggunakan uang itu untuk dibelanjakan untuk keluarganya, menurut Liberty Times.

Ambergis sendiri sangat diidamkan pembuat parfum.

Ambergris dicari untuk dijadikan salah satu bahan pembuatan parfum. Selama berabad-abad, banyak parfum dibuat dengan menggunakan ambergris ini.

Rupanya, ambergris mengandung sebuah senyawa yang berfungsi membuat aroma dalam parfum bertahan lebih lama.

Baca Juga: Diramalkan Oleh Bank Dunia, Tahun 2024 Akan Terjadi Pergeseran Besar-Besaran, China Jadi Penguasa Ekonomi sedang Indonesia Juga Menjadi Salah Satunya

Tapi, apa ambergris tidak memiliki aroma menyengat seperti kotoran paus?

Menurut ahli, setiap pecahan ambergris bisa memiliki aroma yang berbeda-beda; ada yang seperti jamur, ada yang seperti kotoran hewan, ada yang seperti tembakau, dan yang lainnya.

Para pembuat parfum rupanya justru menggunakan aroma tajam seperti itu sebagai dasar pembuatan parfum.

Parfum yang menggunakan bahan dasar ambergris biasanya dijual dengan harga mahal, yaitu mencapai 6 – 7 juta rupiah.

Mengapa Harga Ambergris Mahal, ya?

Alasan utama ambergris dihargai mahal adalah karena bahan itu sangat langka.

Menurut ilmuwan, dari seluruh populasi paus kepala kotak, kira-kira hanya satu persen paus yang memproduksi ambergris.

Bahkan, ilmuwan yang mempelajari paus kepala kotak selama bertahun-tahun belum tentu pernah menemukan ambergris.

Namun ada juga orang yang pernah menemukan ambergris terdampar di pantai.

Di sisi lain, ada orang-orang yang memang mencari ambergris di lautan. Mereka melacak pola cuaca dan arus laut untuk menemukan ambergris.

Tapi, ada juga negara yang melarang penduduknya menjual, membeli atau mengumpulkan ambergris, misalnya Amerika Serikat.

Ini karena paus kepala kotak adalah salah satu spesies yang terancam punah di seluruh dunia.

Artikel Terkait