Advertorial
Intisari-online.com -Peneliti asal China Li-Meng Yan gemparkan dunia setelah beberkan tiga bukti jika virus Corona dibuat di Laboratorium Wuhan.
Ia diundang dalam acara Fox News Tucker Carlson pada Selasa, 15 September 2020.
Isi wawancara itu adalah tentang Covid-19 mungkin berasal dari laboratorium militer di China.
Video berjudul "Chinese whistle-blower to Tucker: This virus was made in a lab & I can prove it' itu telah dilihat lebih dari 478 ribu kali di Instagram.
Video itu juga telah dibagikan lebih dari 62 ribu kali di Facebook pada Rabu hari berikutnya.
Li Meng-Yan dalam video wawancara itu menunjukkan kartu anggota staf di School of Public Health, University of Hong Kong.
Terpisah, otoritas China dan WHO senada membantah teori Li Meng yang nyatakan bahwa Covid-19 adalah sesuatu buatan manusia.
Kedua belah pihak secara konsisten menyatakan jika Covid-19 adalah penyakit dari virus yang meloncat dari inang hewan, kemungkinan besar kelelawar, di pasar basah Wuhan.
Namun, Li Meng-Yan tetap bersikeras ada tiga bukti jika virus Corona jenis baru adalah buatan manusia.
Pertama, urutan genomik Sars-CoV-2 mirip dengan virus Corona kelelawar yang ditemukan oleh laboratorium militer di Third Military Medical University (Chongqing, China) dan Research Institute for Medicine of Nanjing Command (Nanjing, China).
Kedua, motif pengikat reseptor (RBM) di dalam protein Spike Sars-CoV-2, atau penentu spesifisitas inang virus, mirip dengan Sars-CoV dari epidemi tahun 2003.
Ketiga, Sars-CoV-2 mengandung situs pembelahan furin yang unik dalam protein Spike.
Hal itu dikenal sangat meningkatkan inefektivitas virus dan tropisme sel.
Namun, situs pembelahan ini sama sekali tidak ada dalam kelas khusus virus Corona yang ditemukan di alam.
Klaimnya dianggap Hoax, dan Facebook serta Instagram telah menghapus video tersebut.
Kini, Li Meng-Yan telah beberkan jika pihak berwenang China telah menangkap ibunya.
Berita itu disampaikan pertama kali oleh Guo Wengui, pembicara berita yang terkenal dengan kritiknya terhadap Partai Komunis.
Berita pertama kali disampaikan dalam siaran radio minggu ini.
Yan kemudian mengkonfirmasi laporan bahwa ibunya ditangkap kepada situs Amerika The Epoch Times kemarin.
Namun ia tidak memberikan detail lebih jauh.
Yan terbang ke AS pada April setelah membeberkan hal menggemparkan tersebut.
Akun twitternya telah dibanned pada pertengahan September sejak ia menuduh China dengan sengaja membuat dan melepaskan Covid-19.
Kemudian dalam wawancara lanjutan dengan Tucker Carlson dari Fox News, Yan mengklaim ia dihukum karena "mereka tidak ingin semua orang tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Dunia ilmuwan juga hanya diam…bekerja sama dengan Partai Komunis China, mereka tidak ingin orang-orang tahu kebenaran sebenarnya.
"Itulah sebabnya aku dihukum. Aku ditekan dan menjadi target Partai Komunis China inginkan untuk hilang."
Sekarang, video tersebut diberi peringatan yang sebutkan: "Informasi salah. Unggahan ini mengulangi informasi mengenai Covid-19 yang dibuktikan salah oleh cek-fakta independen."
Yan juga keluarkan laporan yang ia klaim mendukung teorinya jika wabah itu dibuat dari dua virus Corona yang disilangkan.
Namun laporannya ditolak mentah-mentah oleh ilmuwan dan disebut "tidak bisa diberikan kredibilitas."
Fakta lain bahwa hasil penelitian Yan meragukan adalah hasil penelitiannya belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan belum direview secara resmi.
Artinya, penelitiannya belum dicek dan disetujui oleh para ilmuwan.
Namun klaimnya berhasil mendapatkan perhatian publik, dengan ditonton lebih dari 150 ribu kali sejak diunggah.
Yan menulis bahwa penelitiannya menggugurkan teori bahwa virus Corona mengalami evolusi di alam semesta dan kemudian dipindahkan ke manusia.
Ia sebut hal itu kurang "dukungan penting".
"Sars-CoV-2 tunjukkan karakteristik biologi yang tidak konsisten dengan virus alami," tulisnya.
Buktinya tunjukkan jika virus itu seharusnya produk laboratorium dibuat dengan menggunakan virus Corona kelelawar ZC45 atau ZXC21 sebagai tulang punggungnya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini