China telah menjadi titik fokus bagi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang saat ini berada di Jepang untuk membahas "masalah mendesak di kawasan Indo-Pasifik," menurut Departemen Luar Negeri AS.
Akhir bulan lalu, Pompeo berada di Vatikan untuk membahas kebebasan beragama dengan para pemimpin Gereja. Di sana, dia menyebut China sebagai "semakin represif".
"Tidak ada kebebasan beragama yang diserang lebih dari yang ada di China saat ini."
Dan beberapa hari lalu, Departemen Luar Negeri AS merilis pernyataan yang mengutuk penangkapan lebih dari 80 pengunjuk rasa Hong Kong pada awal bulan ini.
Baca Juga: Pakai Masker Saja Tidak Cukup, Begini Pencegahan Covid-19 yang Harus Dilakukan Sepanjang Waktu
Morgan Ortagus, Juru Bicara Departemen, berkata: "Dengan menekan opini publik yang damai, pemerintah Hong Kong sekali lagi menunjukkan keterlibatannya dengan pengusiran otonomi dan kebebasan rakyat Hong Kong oleh Partai Komunis China."
Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying pekan lalu menerbitkan pernyataan yang menyangkal "tindakan keras terhadap kebebasan berekspresi dan berserikat" dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur.
Wang Wenbin, pejabat kementerian lainnya, pekan lalu mengutuk baik Presiden AS Donald Trump dan kandidat oposisi Joe Biden karena mengangkat China dalam debat presiden AS.
“Kami dengan tegas menentang kandidat presiden AS yang menyeret China ke dalam pemilihan mereka. Seperti yang dibuktikan oleh fakta, tuduhan AS terhadap China tidak berdasar," kata Wang.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR