Advertorial
Intisari-Online.com -Hasil studi dari Cornell University mengatakan Kamis (1/10/2020), Presiden AS Donald Trump merupakan pendorong terbesar kesalahan informasi Covid-19 di dunia selama pandemi.
Melansir AFP, tim dari Cornell Alliance for Science mengevaluasi 38 juta artikel yang diterbitkan oleh media tradisional berbahasa Inggris di seluruh dunia antara 1 Januari dan 26 Mei tahun ini.
Database yang mereka gunakan mencakup agregat cakupan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Irlandia, Australia, Selandia Baru dan negara-negara Afrika dan Asia lainnya.
Tim riset mengidentifikasi, terdapat 522.472 artikel berita yang mereproduksi atau memperkuat informasi yang salah terkait pandemi virus corona, atau yang disebut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai "infodemik".
Kesalahan informasi tersebut dikategorikan menjadi 11 subtopik utama, mulai dari teori konspirasi, serangan terhadap ilmuwan top Anthony Fauci, hingga gagasan bahwa virus adalah senjata biologis yang dilepaskan oleh China.
Namun topik yang paling populer sejauh ini adalah apa yang disebut tim penelitian sebagai "obat ajaib", yang muncul di 295.351 artikel. Ini jauh lebih banyak dari gabungan 10 topik lainnya.
Hasil riset menunjukkan, komentar Trump mendorong lonjakan besar dalam topik "penyembuhan ajaib", yang dipimpin oleh konferensi pers 24 April di mana dia merenungkan kemungkinan menggunakan disinfektan di dalam tubuh untuk menyembuhkan virus corona.
Temuan penelitian, yang diterbitkan Kamis, mengidentifikasi 11 subtopik misinformasi / teori konspirasi yang tersebar luas, tetapi media yang menyebutkan Presiden Trump sejauh ini merupakan pihak pendorong terbesar misinformasi Covid-19 dari apa yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia disebut sebagai "infodemik."
Pada bulan Maret, Trump menyatakan obat antimalaria hydroxychloroquine sebagai "pengubah permainan," dan, pada bulan April, dia menyarankan pada rapat Gedung Putih bahwa "suntikan di dalam" tubuh manusia dengan disinfektan seperti pemutih dapat memerangi virus.
Pada 23 April, Trump melontarkan gagasan menggunakan sinar ultraviolet untuk membunuh Covid-19 ("Seandainya kita menghantam tubuh dengan dahsyat — entah itu ultraviolet atau hanya cahaya yang sangat kuat," katanya).
Pada 24 April, ada lebih dari 30.000 artikel dalam kategori "obat ajaib", meningkat sekitar 300%, di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa Trump mendorong peningkatan tersebut.
Ironisnya, sehari setelah penobatan Trump sebagai 'Bapak Misinformasi Covid-19' tersebut, diberitakan Trump beserta istrinya Melania positif Covid-19.
Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump dinyatakan positif Covid-19.
Hal itu dituliskan Trump lewat akun Twitter resminya pada Jumat (2/10/2020) pagi.
Baca Juga: 5 Manfaat Buah Nectarine untuk Kesehatan, Bisa Cegah Kanker!
“Kami akan segera memulai proses karantina dan pemulihan kami,” katanya seperti yang dilansir Reuters.
Sebelumnya, Trump mengatakan pada hari Kamis (1/10/2020) bahwa dia dan Ibu Negara Melania akan melakukan karantina mandiri.
Langkah ini dilakukan karena mereka tengah menunggu hasil tes Covid-19 setelah seorang ajudan Trump dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru.
"Hope Hicks, yang telah bekerja sangat keras bahkan tanpa istirahat sedikit pun, baru saja dinyatakan positif Covid-19," kata Trump di Twitter seperti yang dilansir Reuters.
"Mengerikan! Ibu Negara dan saya sedang menunggu hasil tes kami. Sementara itu, kami akan memulai proses karantina kami!” tambahnya.
Mengutip Reuters, seorang sumber yang mengetahui hal ini mengatakan, Hicks telah di tes dan hasilnya positif terkena Covid-19 dengan mengalami gejala pada Kamis (1/10).
Selama ini, Hicks selalu bepergian secara teratur dengan Trump dan berada di Air Force One.
Diketahui, Hicks juga menemani Trump ke Cleveland untuk debat presiden awal pekan ini bersama dengan para penasihat senior lainnya.
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Trump "menganggap kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri dan semua orang yang bekerja untuk mendukungnya dan rakyat Amerika dengan sangat serius" dan bahwa itu mengikuti pedoman untuk membatasi paparan Covid-19 sejauh mungkin.
Bloomberg News pertama kali melaporkan bahwa Hicks telah dites positif terkena virus.
Hicks kembali ke Gedung Putih awal tahun ini setelah bertugas di sektor swasta.
Dia sebelumnya menjabat sebagai direktur komunikasi Gedung Putih dan sebagai juru bicara untuk kampanye presiden Trump 2016.
Artikel ini telat tayang di Kontan.co.id dengan judul "Donald Trump dinobatkan sebagai pendorong misinformasi Covid-19 terbesar dunia" dan "BREAKING NEWS: Donald Trump dan Melania positif Covid-19"