Advertorial

Ledakan Suara Mengerikan Terdengar dari Pesawat Militer Buat Seluruh Jendela Terguncang Hebat dan Warga Paris Lari Ketakutan, Mungkinkah Itu Aksi Terorisme Lagi?

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Prancis tetap menjadi kekuatan militer tingkat atas di dunia.

Untuk tahun 2020, Prancis berada di peringkat 7 dari 138 dari daftar negara-negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia.

Berdasarkan globalfirepower.com, Prancis memegang peringkat PwrIndx 0,1702.

DilaporkanAngkatan Bersenjata Prancis memiliki total 426.265 pasukan dengan 368.962 di antaranya adalah pasukan aktif.

Baca Juga: Layaknya Pengeboman Pearl Harbour, Terungkap China Juga Berencana Mengebom Pangkalan Militer Amerika Ini pada Tahun 2025, Begini Kisahnya

Soal teknologi dan senjata, sudah tidak perlu diragukan lagi.

Walau begitu, akhir-akhir ini warga Paris mengaku khawatir tentang salah satu senjata militer mereka.

Dilansir dari BBC pada Kamis (1/10/2020), sebuah pesawat militer Prancis tiba-tiba mengeluarkan ledakan sonik di atas langit Paris.

Hal ini lantas mengejutkan warga Paris.

Sebab, suara keras itu mengguncang jendela di sekitar kota dan pinggiran kota Paris dan menimbulkan kekhawatiran bagi penduduk.

Baca Juga: Libatkan Tank, Drone, hingga Rudal,Perang AntaraArmenia-Azerbaijan Bisa Jadi Awal Perang Dunia 3 Pecah,Apalagi Jika Rusia dan Turki Ikut Serta

Bahkan parapemain di turnamen tenis Grand Slam Prancis Terbuka sempat menghentikan permainan mereka saat suara bergema di sekitar lapangan.

Mereka khawatir sekali lagi ledakan itu dianggap tindakan teroris.

Mengingat dulu pernah ada kejadian serupa.

Bedanya suara ledakan berasal dari darat dan menyebabkan permainan sepak bola berhenti sementara.

Mungkin karena masih trauma, beberapa warga Prancis khususnya yang tinggal di Paris langsung menghubungi layanan darurat.

Mereka takut itu aksi bom dan bertanya perlukah mereka bersembunyi terlebih dahulu.

Kelakukan hampir selurugh warga Paris itu langsung membuat polisi turun tangan.

Mereka turun ke jalanan dan meminta warga untuk tidak taku akan ledakan dan berhentimenghubungi layanan darurat.

Seorang juru bicara Angkatan Udara kepada kantor berita AFP menegaskan bahwa warga Paris tidak perlu takut.

Sebab, itu bukan ledakan teror seperti beberapa tahun lalu. Tetapi ledakan suara dari sebuah pesawat militer.

Di mana pesawat militer itu bergegas untuk membantu dua pesawat komersial yang kehilangan kontak radio.

"Sebuah Rafale, yang melakukan intervensi untuk membantu sebuah pesawat yang kehilangan kontak, diberi wewenang untuk mendobrak penghalang suara untuk mencapai pesawat dalam kesulitan," kata seorang juru bicara Angkatan Udara.

Baca Juga: Sering Menyerang Duluan, Justru Kini Trump Berusaha Lerai Perang Armenia dan Azerbaijan, 'Amerika Serikat Akan Berusaha Menghentikan Perang Tersebut'

Ledakan sonik adalah suara yang terkait dengan gelombang kejut yang dibuat saat suatu benda bergerak di udara lebih cepat daripada kecepatan suara.

Ini bisa terdengar mirip dengan ledakan atau guntur.

Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara militer Kolonel Stephane Spet.

Setelah ledakan sonik itu, komunikasi dengan kedua pesawat berangsur-angsur pulih setelah ledakan terjadi.

Pernyataan itu disampaikan otoritas penerbangan sipil Prancis.

Mereka menambahkan dua pesawat komersial itu adalahFalcon 50 yang dioperasikan oleh perusahaan Brasil yangterbang antara Cape Verde dan Brussel.

Dan pesawat kedua tengah melakukan perjalanan antara Brives dan Saint-Brieuc dan dioperasikan oleh maskapai Amelia.

Akhir-akhir ini kondisi Paris memang menjadi perhatian.

Selain tingginya jumlah kasus virus corona (Covid-19) di sini, pada Jumat lalu ada seorang pria yang memegang pisau.

Dia bahkan melukai dua orang di jalan di luar bekas kantor majalah satir kontroversial Charlie Hebdo.

Ternyata pria itu dilaporkan membantu duapelaku terorisme yang melakukan serangan 2015 terhadap Charlie Hebdo, yang menewaskan 12 orang.

Baca Juga: Bak Buka Luka Lama, Tengah Dibombardir Azerbaijan, Nyatanya Dulu1,5 Juta Warga Armenia Juga Pernah Dibantai Habis-habisan, Pelakunya Kini Bersekutu dengan Azerbaijan

Artikel Terkait