Penulis
Intisari-Online.com - Dilansir dari24h.com.vn pada Kamis (1/10/20200, China tidak hanya mengembangkan satu buah pesawat perang berteknologi siluman yang digunakan untuk pengemboman.
Tapi mereka mengembangkan dua pesawat.
Ternyata tujuannyauntuk membangun kemampuan untuk menyerang pangkalan Amerika Serikat (AS) di Guam, memaksa Taiwan untuk menyerahkan, Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA).
Hal itu tercatat dalamsebuah laporan Januari pada tahun 2019 silam.
Meskipun militer China (PLA) sering berbicara tentang proyek pembom strategis H-20 yang dikembangkan oleh Xi'an Aircraft Corporation untuk angkatan udara, sangat sedikitinformasitentang pesawat pembom siluman tersebut.
Menurut beberapa orang pesawat perang berteknologi siluman yang digunakan untuk pengemboman itu bernama JH-XX.
Jika laporan intelijen AS akurat dan China telah menyelesaikan pengembangan JH-XX, Angkatan Udara PLA bisa menjadi kekuatan pertama di dunia yang mengerahkan pembom taktis siluman yang misi utamanya adalah adalah menyerang tanah.
Jenis pesawat tempur siluman lain saat ini, seperti Su-57 (Rusia), F-22, F-35 (AS), J-20 dan J-31 (China) melakukan misi pertempuran udara atau memiliki fitur serangan darat tambahan.
Salah satut tujuan China dalam mengembangkan pesawat pembom siluman adalah untuk memaksa Taiwan tunduk ke China.
"Beijing meramalkan bahwa pasukan asing akanmencampuri hubungan mereka dengan Taiwan."
"Hal ini lantas memaksa PLA untuk mengembangkan sistem untuk mencegah dan mengusir campur tangan pasukan eksternal," kata laporan DIA.
Perlu Anda tahu, pangkalan udara AS di Pulau Guam adalah titik pertemuan utama bagitentaraAS di kawasan Pasifik Barat.
Karena lokasi dan fungsinya sangat strategis, bukan tidak mungkin tempat ini bisa menjadi target utama bagi pesawat pembom siluman baru milik China.
"Angkatan Udara PLA sedang mengembangkan pembom siluman untuk jarak menengah dan jauh untuk menyerang target regional dan global," tulis DIA dalam laporan itu.
"Teknologi siluman terus memainkan peran kunci dalam pengembangan pembom baru, yang akan beroperasi setidaknya mulai 2025."
"Pesawat ini akan memiliki lebih banyak fitur daripada pembom saat ini dalam pelayanan, mengintegrasikan banyak teknologi pesawat tempur generasi ke-5 dalam desain".
Jika lahir, JH-XX dapat melengkapi atau menggantikan pembom taktis JH-7.
Sementara itu, H-20 yang lebih besar, setara dengan pembom siluman strategis B-2 Spirit AS, akan bergabung dengan formasi dengan pembom H-6K baru.
H-6K adalah versi yang sangat ditingkatkan dari pembom Soviet Tu-16, yang mulai terbang pada tahun 1952.
Varian H-6K mengintegrasikan senjata antagonis dan dilengkapi dengan mesin turbin baling-baling baru.
"Lebih hemat," ungkap DIA.
Pesawat ini membawa rudal jelajah serangan darat CJ-20 baru, yang mirip dengan rudal Tomahawk AS.
"Pesawat itu dapat membawa enam rudal permukaan-ke-permukaan, memungkinkan PLA memiliki kemampuan serangan jarak jauh yang akurat yang dapat digunakan untuk menyerang Guam."
H-6 dikatakan mampu membawa senjata dalam jumlah besar, dan dapat terbang sejauh 1.600 km.
JH-7 memiliki jangkauan 900km (perbandingan: Sukhoi Su-30 memiliki jangkauan 3000km).
Hanya saja, tidak jelas seberapa jauh H-20 dan JH-XX.
Selain itu,China masih memiliki kelemahan inheren karena tidak memproduksi mesin yang cukup baik untuk pesawat tempur.