Dari sisi Angkatan Udara, Brown menjelaskan angkatannya telah mencatat 98 kasus bunuh diri sampai tanggal 15 September, tidak berubah dari tahun lalu.
Faktor-faktor penyebab bunuh diri tentara AS
James Helis, direktur program ketahanan Angkatan Darat, mengatakan isolasi terkait virus, gangguan keuangan, sekolah jarak jauh, hingga kurangnya waktu dengan anak membuat tekanan yang dialami para tentara meningkat.
Terlebih lagi, semua masalah terkait pandemi tersebut muncul dalam waktu singkat dan silit untuk dihindari.
Akibatnya, lonjakan angka bunuh diri tentara AS jadi sulit dihindari.
Tekanan juga diperparah oleh tugas besar seperti penanggulangan badai dan kebakaran hutan serta kerusuhan sipil yang memakan korban jiwa.
Masa tugas tentara yang awalnya 10 bulan, diperpanjang menjadi 11 bulan akibat adanya karantina virus corona.
Hal ini juga membuat para tentara mengalami stres.
Roger Brooks, spesialis kesehatan mental senior di Wounded Warrior Project, mengatakan para veteran melaporkan peningkatan gejala bunuh diri dan kecemasan.
Antara April-Agustus, mereka mencatat ada lonjakan 48% dalam rujukan ke penyedia kesehatan mental dan 10% dalam penggilan terkait konsultasi kesehatan mental.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR