Vasili Arkhipov, yang berada di kapal selam B-59, adalah salah satu dari mereka.
Saat kapalnya mendekati Kuba, sejumlah helikopter, pesawat terbang, dan kapal perang AS menjelajahi lautan untuk mencari kapal-kapal selam Rusia tersebut.
"Pada saat itu senjata tersebut dinamai 'senjata khusus', bukan 'torpedo nuklir'," kata Viktor Mikhailov, navigator yunior di kapal selam Sub B-59.
"Pada masa itu kami bahkan tidak bisa membayangkan torpedo nuklir."
Dalam permainan kejar-kejaran kucing dan tikus yang berisiko tinggi itu, tidak lama kapal-kapal Rusia terlihat. Kapal selam yang ditumpangi Arkhipov terpaksa harus melakukan penyelaman darurat.
Saat kapal-kapal selam itu mencoba untuk tetap bersembunyi dari perburuan AS, kondisi di dalam kapal selam memburuk.
Selama seminggu mereka berada di bawah air, di dalam kapal panasnya 60 derajat celsius. Sehari mereka hanya dijatah segelas air.
Di atas mereka, di permukaan air, angkatan laut AS terus melakukan perburuan.
KOMENTAR