Advertorial
Intisari-online.com - Pada tahun 1952, wanita bernama Estela Melendez menikah dengan suaminya Manuel Gonzalez.
Setelah menikah pasangan itu tinggal di kota kecil La Boca di Komune Navidad, wiliyah O'Higgins, Chili, dan bekerja sebagai nelayan.
Pasangan ini menjalani kehidupan yang damai, dengan suaminya Manuel.
Meski hidup bahagia hal memilukan dari pasangan ini adalah selama 60 tahun menikah pasangan ini sama sekali tidak dikaruniai seorang anak.
Selama berpuluh-puluh tahun hidup bersama Estela dan Manuel, keduanya telah melakukan berbagai cara untuk memiliki anak.
Namun mereka selalu gagal untuk mendapatkan keturunan.
Pada saat itu, pengobatan modern belum ada inseminasi buatan atau bayi tabung, seperti saat ini.
Sehingga, pasangan ini hanya bisa pasrah menerima kenyataan, sebagai pasangan suami istri tanpa keturunan.
Lebih memilukan lagi pada tahun 2015, ketika pasangan ini belum memiliki anak, sang suami Manuel meninggal dunia.
Setelah suaminya meninggal, Estela yang tinggal seorang diri juga memiliki kesehatan yang melemmah.
Nenek Estela mengalami gangguan pendengaran, sudah kesulitan untuk berjalan, karena rematik.
Pada April 2015, nenek Estela dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Waktu dokter melakukan pemeriksaan dengan X-ray menemukan sesuatu yang selama ini bahkan tidak pernah diketahui Estela.
Sesuatu itu berada di dalam perut Estela, tepat berada di dalam janinnya.
"Dokter mengatakan, saya memiliki tumor dan mereka harus mengoperasinya, untuk mengangkat tumor itu," kata Estela.
Namun, setelah melakukan rontgen kedua untuk memastikan lokasi tumor itu, dokter terkejut bukan main bahwa hal itu sebenarnya bukan tumor.
Ternyata benda yang dikira tumor di dalam perut Estela adalah janin yang membantu selama 60 tahun.
Hal itupun akhirnya mengungkap alasan mengapa Estela tidak pernah hamil dan memiliki anak selama bertahun-tahun.
Bagi Estela dan kerabatnya, informasi ini sangat mengejutkan dan membuat syok, Estela juga sangat sedih dan kecewa, salah satu penyesalan hidupnya adalah karena dia tidak bisa memiliki anak dengan Manuel.
"Kami sangat menderita karena ini, bisa Anda bayangkan sudah lebih dari 60 tahun kami menikah," kata Estela yang sedih mengetahui kenyataan itu.
Seorang keponakannya juga mengatakan, "Saya bertanya-tanya bagaimana dia bisa mengatasi penderitaan ini, ketika mengetahui bahwa ada janin yang mati dalam dirinya."
Setelah mengetahui hal itu dokter mempertimbangkan apakah akan membedah janin wanita tua itu, dan mengeluarkan janin yang membantu.
Tetapi dalam kasus ini operasi untuk lansia sangat berbahaya, sementara pada dasarnya janin yang mebatu tidak membahayakan kesehatan Estela.
Estela sendiri mengatakan, dia terkadang merasakan sakit perut, tetapi tidak terlalu mempengaruhi kesehatannya.
Hanya saja mengingat ada janin batu di dalam perutnya membuat Estela sedih teringat dengan mimpinya untuk memiliki anak yang gagal selama 60 tahun.
Petrifikasi janin adalah fenomena langka, terjadi ketika janin di perut mati dan kemudian mengeras, dengan tingkat kehamilan intra-abdominal 1/11.000 kehamilan, di mana 1,5-1,8 di antaranya membatu.