Advertorial
Intisari-Online.com - International Monetary Fund (IMF) mengatakan, krisis virus corona berlangsung lebih lama yang diperkirakan dan beberapa negara butuh waktu bertahun-tahun untuk kembali tumbuh.
Mengutip Reuters, Kamis (24/9), seorang juru bicara IMF mengatakan, sejak dimulainya krisis kesehatan IMF telah menyediakan sekitar US$ 90 miliar pembiayaan untuk 79 negara, termasuk 20 negara di Amerika Latin.
Dalam sebuah acara online yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional, First Deputy Managing Director IMF Geoffrey Okamoto mengatakan, ia terus bekerja dengan negara-negara anggota tentang cara mengatasi pandemi dan mengurangi dampak ekonominya.
"Kami mencoba untuk mempertahankan kekuatan finansial kami," kata Okamoto seperti dikutip Reuters.
"Kami berbicara tentang ... kembali ke pertumbuhan yang akan memakan waktu beberapa tahun."
"Dan banyak negara di sepanjang jalan yang mungkin akan membutuhkan bantuan."
Ekonomi Amerika Latin dan Karibia yang paling terpukul di dunia oleh pandemi, melaporkan sekitar 8,4 juta kasus virus corona, dan lebih dari 314.000 kematian.
Keduanya merupakan angka tertinggi di wilayah mana pun.
Okamoto mengatakan pada acara tersebut bahwa pejabat IMF sedang dalam pembicaraan dengan Kelompok G20 tentang memperpanjang penghentian sementara pembayaran pembayaran utang bilateral resmi oleh negara-negara berpenghasilan rendah di bawah Debt Service Suspension Initiative (DSSI), dan bagaimana memulai partisipasi sektor swasta.
Inisiatif G20 yang disetujui pada April akan berakhir pada akhir tahun.
Tetapi para ahli dan pejabat pemerintah di banyak negara telah mendukung untuk memperpanjangnya hingga 2021.
Yakni dengan keputusan yang diharapkan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.
Masalah tersebut bisa muncul ketika para menteri keuangan dari negara maju Kelompok G7 bertemu secara online pada hari Jumat. Pada bulan Agustus, para menteri sepakat untuk mempertimbangkan perpanjangan DSSI.
Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lainnya telah mendesak G20 untuk memperluas upaya mereka untuk memasukkan negara-negara berpenghasilan menengah dan negara-negara pulau yang dilanda jatuhnya pariwisata.
Masalah keberlanjutan utang menjadi "prioritas utama" bagi pejabat IMF, kata Okamoto.
Ia mencatat bahwa banyak negara di Amerika Latin mengalami kesulitan utang sebelum virus corona, yang telah memperburuk tekanan tersebut.
DSSI memberi IMF lebih banyak waktu untuk menilai gambaran utang penuh untuk negara-negara ini, katanya.
"Ini berlangsung lebih lama dari yang kami perkirakan, dan itu akan sedikit mengubah dinamika dari apa yang kami anggap berkelanjutan dalam jangka panjang."
Ia mengatakan IMF terus meminta negara-negara kaya untuk mendanai dua program khusus IMF yang memberikan pinjaman kepada negara-negara miskin.
Amerika Serikat, pemegang saham terbesar di IMF, telah mengisyaratkan harapannya untuk berkontribusi, tetapi sejauh ini belum ada dana yang disediakan untuk program-program tersebut.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Pejabat IMF ingatkan virus corona akan bebani sejumlah negara selama bertahun-tahun"