Pasalnya, AS merupakan sekutu dekat kedua negara tersebut.
Kedua, mereka harus memikirkan cara agar tetap memiliki pengaruh di kawasan, seiring menguatnya ekspansi Iran dan Turki.
Oleh karena itu, menurut Burdah apa pun akan mereka lakukan demi tetap memiliki pengaruh di Timur Tengah, termasuk mengorbankan solidaritas terhadap Palestina.
"Pada titik ini kita bisa mengerti bahwa mereka sedang mementingkan kepentingan nasional mereka jauh di atas solidaritas terhadap Palestina," kata Burdah kepada Kompas.com, Jumat (18/9/2020).
Menurut dia, hubungan di antara Negara Teluk (seperti UEA dan Bahrain) dengan Israel memiliki karakter berbeda dari hubungan antara negara Arab yang berbatasan langsung dengan Israel.
Sebab, dasar persoalan Negara Teluk dengan Israel hanyalah solidaritas terhadap sesama negara Arab.
Berbeda halnya dengan negara sekitar Israel yang memiliki konflik secara langsung dan seringkali terlibat dalam perang.
Dengan adanya normalisasi ini, Burdah menilai, UEA dan Bahrain mengambil risiko besar, terutama popularitas mereka di kawasan.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR