"Apalagi UEA ini sedang ekspansi kemana-mana, sepak terjangnya aktif di berbagai isu kawasan. Saya kira keputusan ini membuat citra mereka terkoreksi, populairatsnya semakin anjlok," jelas dia.
Menurut Burdah, langkah paling ideal bagi UEA dan Bahrain sebenarnya adalah menjalin hubungan intensif dengan Israel secara tertutup, seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
Kemenangan Trump dan Netanyahu
Di sisi lain, Trump dan Netanyahu justru sangat diuntungkan dengan upaya normalisasi ini.
Burdah menjelaskan, peresmian hubungan tersebut memperbaiki citra Trump menjelang pemilu pada November 2020 mendatang.
Selama ini, Trump tak banyak memiliki prestasi di luar negeri, khususnya Timur Tengah.
Sementara itu, Netanyahu yang berada dalam tekanan domestik akibat dugaan korupsi, berharap akan mendapatkan keuntungan besar dari normalisasi ini.
"Posisi dia bisa imun dari kasus hukum yang menejratnyaa jika menjadi perdana menteri. Jadi Netanyahu termasuk memperoleh untung besar dari kesepakatan ini," tutur Burdah.
Senada dengan Burdah, dikutip dari al-Sharq, Jumat (18/9/2020), peneliti Wissam Afifah menyebutkan, tekanan yang melanda Bahrain merujuk pada kunjungan Pangeran Salman bin Hamid ke Washington untuk kesepakatan senjata militer.
Menurutnya, kesepakatan itu membuat Bahrain lebih mungkin untuk menjauh dari Iran dan meningkatkan nada permusuhan dengan Qatar.
Peluang bisnis Negara Teluk
BBC Arabic, Selasa (15/9/2020), memberitakan, normalisasi tersebut akan membantu negara-negara teluk dalam memperkuat militer.
Normalisasi itu juga tampaknya membuka jalan kesepakatan antara UEA dan AS untuk memliki pesawat tempur F-35 dan EA-18G Growler yang hampir mustahil dilakukan di masa lalu.
Selain itu, kedua negara Teluk itu juga kini bisa menjalin kerjasama di bidang teknologi secara terbuka.
Kemegahan negara Teluk dan pemandangan gurun yang menawan juga disebut akan menjadi daya tarik besar bagi warga Israel untuk mengunjungi negara-negara tersebut.
Ahmad Naufal Dzulfaroh
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Sejumlah Negara Arab Kini Memilih Berdamai dengan Israel?"
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR