Advertorial

Cara Gila Hong Kong Sukses Lakukan Tes Corona Massal: Pakar Ini Beberkan Rahasianya, Tak Disangka Nakes Sampai Gunakan Popok Biar Tak Perlu Ke Toilet!

May N

Editor

Intisari-online.com -Hong Kong dan China daratan mungkin sedang dalam kondisi yang kurang baik.

Namun, China tidak diam saja saat tahu Hong Kong alami serangan gelombang ketiga Covid-19.

Mereka kirimkan satu tim dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Fujian untuk membantu Hong Kong tidak lumpuh hadapi serangan gelombang baru virus Corona.

Mengutip South China Morning Post, Hong Kong terapkan pengujian virus Corona massal untuk menanggulangi penularan virus Corona.

Baca Juga: Berani Lakukan Hal Ini pada Kim Jong-Un, 5 Pejabat Korea Utara di Eksekusi Mati, Sementara Seluruh Keluarga Mereka Dibawa ke Kamp

Anggota dari China daratan pun dikirimkan untuk membantu tes massal tersebut, meskipun kondisi kedua belah pihak sedang bermasalah.

Salah seorang yang dikirim yaitu Deng Yanqin menceritakan bagaimana pengalamannya membantu tim Hong Kong.

Ada salah satu rahasia sukses Hong Kong lakukan tes massal itu dalam waktu cepat.

Rupanya, selain gunakan baju hazmat, para petugas tersebut juga sampai gunakan popok.

Baca Juga: Membuatnya Sangat Susah dan Jumlahnya Terbatas, Hanya Ada 3 Vaksin Covid-19 yang Disetujui Hingga Saat Ini, Salah Satunya Khusus Buat Indonesia

Mengapa popok? Rupanya jawabannya sangat sederhana.

Deng mengatakan ia dan koleganya bekerja dalam 12 jam sehari pada awalnya.

Namun jam kerja kemudian dikurangi menjadi 8 jam sehari, tapi tanpa istirahat ke kamar mandi.

"Untuk meningkatkan efisiensi, anggota tim memakai popok sehingga mereka bisa tetap berada di laboratorium darurat selama 8 jam berturut-turut," ujarnya dalam wawancara kepada media Hong Kong Sabtu kemarin.

Baca Juga: 17 Tahun Diburu, Ini Kisah Tim Pemburu Kopassus Berhasil Bekuk Xanana Gusmao dalam Serangan Kilat, Pemimpin Timor Timur Itu Hanya Kenakan Celana Pendek dan Ketakutan

Deng adalah salah satu dari 600 anggota Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Fujian yang dikirim ke Hong Kong.

Mereka dikirim untuk mengoperasikan fasilitas laboratorium untuk program pengujian massal.

Ia jelaskan anggota tim dibagi menjadi lusinan grup yang fokus dalam berbagai prosedur yang berbeda.

Hong Kong mulai lakukan skema tes tersebut sepenuhnya gratis untuk lebih dari 7 juta warganya.

Baca Juga: Aksi Militer Tiongkok Bikin India Meradang, Lima Warga Sipil India Ditahan Tanpa Alasan di Perbatasan Tibet, Bisa Bebas Karena India Berani Lakukan Hal Ini

Tes itu dimulai pada 1 September untuk melacak penularan tidak terlihat di tengah gelombang ketiga infeksi virus Corona.

Kejang otot

"Banyak anggota tim juga alami kejang otot di bahu mereka dan tangan-tangannya karena jam kerja yang tiada henti," ujar Deng.

"Namun mereka tidak berhenti bekerja walaupun sudah alami kram."

Baca Juga: Cekik Istrinya Sampai Mati, Suami IniTidur di Atas Kuburan Istrinya yang Berada di Bawah Ranjangnya Selama 40 Hari

Sabtu kemarin 12 hari pengujian, pada pukul 8 malam lebih dari 1,6 juta spesimen yang menggambarkan 21,5% jumlah warga Hong Kong telah dites di bawah program tersebut.

Program itu telah membuka 23 kasus sejauh ini.

Awal minggu ini pemerintah putuskan memperpanjang program tersebut untuk tiga hari sampai Senin besok.

Gunanya adalah untuk mengumpulkan 57 sampel.

Baca Juga: Tanpa Ampun Hukum Pengkhianat, Terungkap Kim Jong-un Paksa Para Pejabat Melihat 'Tubuh Tanpa Kepala' Pamannya untuk Membangkitkan Ketakutan

Dukungan warga

Deng terkesan dengan dukungan warga Hong Kong.

"Mereka kirimkan email, kartun dan buket bunga bagi kami sebagai apresiasi kerja kami," ujarnya.

"Aku merasakan kehangatan dari yang mereka lakukan.

Baca Juga: Tanpa Repot-repot Lepaskan Tembakan, Begini Cara Jet Tempur F-35 Hancurkan Musuh

"Aku yakin jika Hong Kong dapat menahan virus Corona karena semua saling mendukung."

Hal ini diungkapkan Deng cukup berbeda dengan reaksi negatif publik atas pengiriman tim dari China daratan bulan lalu.

Konselor distrik lokal melakukan aksi protes pada 5 Agustus di luar hotel Yau Ma Tei di mana para tim tinggal.

Kejadian yang sama terjadi pada 7 Agustus setelah pemerintah ungkap lab sementara di Taman Memorial Sun Yat Sen adalah tempat para tim dari China daratan lakukan tes virus Corona.

Baca Juga: Bandelnya Bukan Main, Kapal China Kembali Masuki Wilayah Laut Natuna Secara Ilegal, Bamkala: Sudah Diusir Tapi Mereka Menolak Pergi

Kembali, grup oposisi pun muncul untuk memprotes mereka.

Analis tidak heran jika skema tersebut telah dipolitisasi, dengan hampir semua isu terkait pada China daratan.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait