Advertorial
Intisari-online.com -Hong Kong dan China daratan mungkin sedang dalam kondisi yang kurang baik.
Namun, China tidak diam saja saat tahu Hong Kong alami serangan gelombang ketiga Covid-19.
Mereka kirimkan satu tim dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Fujian untuk membantu Hong Kong tidak lumpuh hadapi serangan gelombang baru virus Corona.
Mengutip South China Morning Post, Hong Kong terapkan pengujian virus Corona massal untuk menanggulangi penularan virus Corona.
Anggota dari China daratan pun dikirimkan untuk membantu tes massal tersebut, meskipun kondisi kedua belah pihak sedang bermasalah.
Salah seorang yang dikirim yaitu Deng Yanqin menceritakan bagaimana pengalamannya membantu tim Hong Kong.
Ada salah satu rahasia sukses Hong Kong lakukan tes massal itu dalam waktu cepat.
Rupanya, selain gunakan baju hazmat, para petugas tersebut juga sampai gunakan popok.
Mengapa popok? Rupanya jawabannya sangat sederhana.
Deng mengatakan ia dan koleganya bekerja dalam 12 jam sehari pada awalnya.
Namun jam kerja kemudian dikurangi menjadi 8 jam sehari, tapi tanpa istirahat ke kamar mandi.
"Untuk meningkatkan efisiensi, anggota tim memakai popok sehingga mereka bisa tetap berada di laboratorium darurat selama 8 jam berturut-turut," ujarnya dalam wawancara kepada media Hong Kong Sabtu kemarin.
Deng adalah salah satu dari 600 anggota Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Fujian yang dikirim ke Hong Kong.
Mereka dikirim untuk mengoperasikan fasilitas laboratorium untuk program pengujian massal.
Ia jelaskan anggota tim dibagi menjadi lusinan grup yang fokus dalam berbagai prosedur yang berbeda.
Hong Kong mulai lakukan skema tes tersebut sepenuhnya gratis untuk lebih dari 7 juta warganya.
Tes itu dimulai pada 1 September untuk melacak penularan tidak terlihat di tengah gelombang ketiga infeksi virus Corona.
Kejang otot
"Banyak anggota tim juga alami kejang otot di bahu mereka dan tangan-tangannya karena jam kerja yang tiada henti," ujar Deng.
"Namun mereka tidak berhenti bekerja walaupun sudah alami kram."
Sabtu kemarin 12 hari pengujian, pada pukul 8 malam lebih dari 1,6 juta spesimen yang menggambarkan 21,5% jumlah warga Hong Kong telah dites di bawah program tersebut.
Program itu telah membuka 23 kasus sejauh ini.
Awal minggu ini pemerintah putuskan memperpanjang program tersebut untuk tiga hari sampai Senin besok.
Gunanya adalah untuk mengumpulkan 57 sampel.
Dukungan warga
Deng terkesan dengan dukungan warga Hong Kong.
"Mereka kirimkan email, kartun dan buket bunga bagi kami sebagai apresiasi kerja kami," ujarnya.
"Aku merasakan kehangatan dari yang mereka lakukan.
Baca Juga: Tanpa Repot-repot Lepaskan Tembakan, Begini Cara Jet Tempur F-35 Hancurkan Musuh
"Aku yakin jika Hong Kong dapat menahan virus Corona karena semua saling mendukung."
Hal ini diungkapkan Deng cukup berbeda dengan reaksi negatif publik atas pengiriman tim dari China daratan bulan lalu.
Konselor distrik lokal melakukan aksi protes pada 5 Agustus di luar hotel Yau Ma Tei di mana para tim tinggal.
Kejadian yang sama terjadi pada 7 Agustus setelah pemerintah ungkap lab sementara di Taman Memorial Sun Yat Sen adalah tempat para tim dari China daratan lakukan tes virus Corona.
Kembali, grup oposisi pun muncul untuk memprotes mereka.
Analis tidak heran jika skema tersebut telah dipolitisasi, dengan hampir semua isu terkait pada China daratan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini